Kamis, 26 Januari 2012

Bermainlah Dengan Hati Dan Kebanggaan

Hati tak bisa dibeli, hati memilih sendiri tanpa ada yang mempengaruhi. Dengan hati, kita bisa memilih jalan hidup kita sendiri tanpa ada intervensi. Dengan hati, kita akan selalu bahagia dan selalu tersenyum menjalani aktivitas sehari-hari. Tak ada yang bisa merubah pilihan yang berasal dari hati kecuali Tuhan, dan tentunya kita sendiri.  Dengan hati kita bisa membenci dan menyukai. Ya, itulah hati. Mengatur hidup kita tanpa tahu apa yang akan terjadi nanti.

LIHATLAH KAMI LEBIH DEKAT

Saya sempat melakukan observasi kecil-kecilan (tapi tidak dengan metode penelitian sesungguhnya) kepada lingkungan sekitar saya. Saya bertanya kepada mereka (tentunya warga Jakarta) “Apa Tanggapan Mereka tentang Persija Jakarta dan The Jakmania ?” . Saya tidak menanyakan kepada mereka pertanyaan itu ,tetapi yg arah pertanyaan ke pertanyaan inti itu. Ternyata lebih banyak tanggapan miring mereka dibanding tanggapan positif kepada Persija dan The Jakmania.

Derbi klasik Indonesia

Old Indonesia Derby, Derbi klasik Indonesia mungkin sebutannya jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia. Derby yang mempertermukan dua klub dari dua kota besar di Indonesia. Kedua klub ini, sama-sama memiliki sejarah yang panjang dalam sepakbola Indonesia. Sama-sama memiliki kelompok supporter yang fanatik dan loyal terhadap klubnya.

Dua klub ini sama-sama menjadi klub yang sukses dan berpengaruh dalam kehidupan sepakbola Indonesia. Raihan tropi liga Indonesia yang didapat Persija Jakarta, adalah 10. Sementara bagi Persib, 6 tropi sudah diamankan oleh klub mereka. Namun, Persija belum penah terdegradasi ke level di bawah kompetisi tertinggi.

kehidupan pemain ke12 Persija Jakarta

Salam Jempol Telunjuk pasukan THE JAK MANIA!!

Kalau beberapa minggu lalu salah satu penyiar Jakarta Footbal Comunity mengumandangkan bahwa tidak mudahnya seseorang untuk menjadi pemain Persija, menurut saya, bukan hanya untuk menjadi Pemain PERSIJA senior yang susah, untuk menjadi pemain ke 12 bagian dari Persija juga tidak mudah. Yups, jadi The Jak Mania juga dikategorikan sebagai salah satu bagian kubuh yang full dengan tekad mendukung.

Supporter bukan Idealisme agama yang dari awal telah melekat atas  keturunan keluarga. Supporter bisa di pahami sebagai “Atribut Bernyawa” yang mengarakteristikan cover image Tim itu sendiri. Menjadi individu yang berlabel Supporter bukan hal yang alamiah. Memilih suatu tim yang Layak di dukung adalah jalan awal sebuah Supporter untuk menentukan dimana dirinya harus ditempatkan.

Persija… im in love

Pagi ini Jakarta diguyur hujan, nampaknya dari semalam. Waktu telah menunjukkan pukul 07.00 WIB tapi matahari belum juga muncul. Langit Jakarta masih ditutupi awan mendung dan rintik gerimis yang  lembut. Udara begitu dingin, dan menarik selimut untuk kembali tidur nampaknya pilihan yang tepat, hehe..

Hari ini hari libur, hari untuk bermalas-malasan dan memanjakan diri. Pagi ini nampaknya secangkir teh hangat cocok jika di kombinasi dengan gorengan bakwan dan pastelnya mpo minah. Sambil sarapan kegiatan rutinku tiap pagi yang lain adalah online di jejaring sosial, yuhuuuu…

Malam ini tadi akunku dipenuhi oleh berbagai doa, kata-kata penyemangat, kritik, cacian, ucapan selamat, rasa bangga, dan segala macam update-an tentang Persija.. maklum, malam tadi Persija baru saja menjalani pertandingan di liga ISL, dan berhasil membawa pulang 3 poin ke Jakarta. Alhamdulillah.. semoga saja Persija dapat mempertahankan permainan yang bagus seperti tadi malam sampai laga ISL usai, dan endingnya Persija angkat piala.

DUKUNG & JAGA PERSIJA KITE!

Persija.. Apa sih yang bakal terbesit dipikiran lo semua begitu mendenger kata Persija? Persija.. Sebuah klub besar yang telah lama berdiri di kancah sepakbola nasional dan salah satu klub yang ikut mendirikan sebuah organisasi sepakbola di Indonesia atau biasa disebut dengan PSSI. Bagi masyarakat Indonesia umumnya, mungkin mereka tidak begitu respek saat mendengar kata Persija, karena mungkin bagi mereka, Persija hanyalah sebuah tim sepakbola lokal yang bertabur bintang namun tak juga menghasilkan gelar Juara, karena sejak 2001 silam tak ada satupun Piala yang mampir di Ibukota Indonesia tersebut.

3 Pilar Penyangga Ibukota

Persija – Jakarta – Jakmania. Tiga kata yang saling mengisi di otak saya. Terlepas dari gedung-gedung tinggi, jalan yang padat dengan kendaraan, dan problem kota-kota besar lainnya, namun kota ini membuat saya jatuh hati dengan itu semua. Sayangnya, budaya yang identik dan menjadi ciri khas kota ini kini terpinggirkan karena orang-orang yang menjaga budaya-budaya itu sendiri kini tergusur akibat ketamakan bos-bos berdasi yang hanya mementingkan apartemen dan mall-mall milik mereka saja.
Padahal justru budaya-budaya asli betawi-lah yang membesarkan kota ini. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita lestarikan budaya-budaya asli Jakarta. Begitu juga Persija, tim ibukota yang sudah berdiri 83 tahun itu kini mulai diusik ketenangannya oleh pihak-pihak perusak. Padahal, kita, bahkan orang-orang lain pun tahu Persija itu identik dengan Bambang Pamungkas yang juga notabene ikon sepakbola nasional.  Namun mereka menipu kita, seakan-akan kita bodoh dan mudah diperdaya olehnya dengan ‘menggandakan’ nama Persija.

CINTA PERSIJA DARI HATI

Hari ini adalah hari minggu, berarti hari bagi para pencinta sepakbola untuk menyaksikan match match bergengsi yang di sugukan beberapa stasiun televisi.
Sabtu minggu memanglah hari yang pas untuk para pencinta sepakbola dimanapun berada. Selain sabtu dan minggu adalah hari libur, di hari ini juga banyak tersugukan pertandingan menarik dan begengsi.

Dari Sandal Jepit sampai High heels (Saya tetap The Jakmania)

Di Desa Saya di kota Cilacap, bermain bola sudah menjadi ‘hukum wajib’ anak-anak setiap sore, entah itu bermain di lapangan, di tengah jalan bahkan di depan halaman rumah orang. Waktu itu Saya juga ikut (saat masih duduk di bangku SMP), walaupun sering di remehkan teman-teman karena perempuan, toh Saya tetap ikut saja. Waktu itu Saya selalu memilih menjadi penjaga gawang karena Saya suka posisi itu. Suatu ketika teman sepermainan Saya bertanya, “Siapa penjaga gawang Indonesia kesukaanmu?” lalu Saya jawab “Bambang Pamungkas dong” (terlintas nama Bambang Pamungkas karena Bapak Saya sering menyebut namanya saat berdiskusi dengan tetangga masalah Sepakbola Indonesia), kemudian teman Saya nyeletuk “Emangnya Bambang Pamungkas penjaga gawang?”. Kemudian teman-teman Saya langsung tertawa dan Saya hanya tersipu malu.

#SavePersija!

Cerita ini bermula ketika kejujuran dikalahkan kekuasaan. Ketika kebenaran tertimbun materi. Dan ketika sepakbola dijadikan bisnis oleh para petingginya.
Persija Jakarta. Siapa yang tak kenal tim kebanggan Ibukota yang satu ini. Tim yang telah memiliki sejarah sejak tahun 1928. Tim berjuluk Macan Kemayoran, kebanggaan sekelompok manusia yang menamakan diri mereka The Jakmania. Saat ini, tim itu sedang tertimpa masalah. Masalah yang entah kapan terungkap kebenarannya.

KAMI TETAP BANGGA


Banyak dari para pendatang pernah berkata : “Suatu saat nanti aku akan ke Jakarta karena disana ada segalanya”

Lebih dari 9,041 juta jiwa dengan luas daratan 661,52km2, ibu kota Jakarta menjadi kota impian untuk mereka yang ingin merubah hidup atau sekedar berliburan. Lebih dari 170 pusat perbelanjaan dan lebih dari 20 tempat rekreasi ada di Jakarta. Berbagai suku, etnis, agama dan ras berkumpul menjadi satu di Jakarta, membuat masyarakat asli Jakarta tergusur secara perlahan dan membuat mereka harus lebih berjuang untuk tetap bertahan di tanah kelahiran.

THE JAKMANIA MALANG (JakNgalam)


The Jakmania merupakan suatu kelompok suporter kebanggan dari tim Persija Jakarta yang bermarkaskan di Lebak Bulus. The Jakmania sendiri terbentuk pada Tanggal 19 Desember 1997, dan pendiri Jakmania yg biasa disebut JM yakni ada Gugun Gondrong, Ferry Indrasyarief (Bung Ferry), serta Danang Ismartani. The Jakmania sendiri saat ini di ketuai oleh Ayah Rico, Ayah Rico sendiri di mata kami terlihat sosok pemimpin yang sangat kalem namun Ayah Rico sendiri saya akuin memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat baik dan dengan slogan Jakmania yakni SAJETE dan simbol acungan jempol telunjuk.
Saat ini suporter kita di Indonesia memang sudah di cap perusuh oleh warga masyarakat khususnya Jakmania, bagi gw tidak yang mereka semua katakan dan tidak semua The Jakmania perusuh, pembuat onar, tukang mabok serta Rasis antara suporter lawan. Saya juga sempat dilarang orang tua dalam hal mendukung Persija Jakarta, bagi mereka tidak ada gunanya jadi suporter Indonesia karena menurut mereka akan mengganggu kuliah saya dan juga identik dengar rusuh serta tukang mabok dan pemakai, bukannya saya mau membantah orang tua tapi saya sudah cinta dengan Persija Jakarta dan Jakmania. Jakmania ibarat kata tuh seperti roh, tidak ada The jak Persija bermain seolah tanpa ada penyemangat.

INI ADALAH SEBUAH KEPERCAYAAN


Menjadi bagian dari sepakbola adalah sebuah tulisan terindah buat saya pribadi . walaupun langkah ini terbatas namun tak pernah terhenti ..
PERSIJA JAKARTA adalah salah satu bahkan satu satunya tim yang menjadi favorit saya . pengalaman dan kenangan terindah saya pernah alami disitu dari mendapatkan sahabat , tau supporter dan dapat pacar hehehe .. jujur sejujurnya saya iri melihat sahabat yang lain , dapat sesuka hati mendukung persija . kandang dan tandang mereka jalannya tapi saya ? bagaimana dengan saya ? masih takut akan berbuat nekat lebih !! saya bisa melakukan semua itu tapi tidak , saya tak boleh egois dan mendurhakai orang tua karna pada tahun 2012 ini orang tua saya memfokuskan saya untuk giat belajar .

pesan singkat dan padat untuk jakmania

2004 lalu menjadi titik akhir kehidupan seorang bapak , bapak yang menjadi pemimpin dari 2 buah hatinya ,tidak banyak yang ia tinggalkan tapi amanat nya selalu berkenang . sebelum ia pergi beliau sempat berkata “ dalam keadaan apapun jangan pernah lupa shalat dan berdoa” kata itu tepatnya ditujukan oleh saya anak pertamanya. tapi tuhan berencana lain ! seminggu setelah kejadian itu tuhan memanggil nya untuk berada di sisi NYA.

Minggu, 15 Januari 2012

Ahmad Dhani - Investor Dadakan Jakarta FC

GAWAT BANGET, JAKARTA FC 1928 BISA BUBAR CEPETAN

Bisa jadi 'DOSA' Jakarta FC 1928 yang 'merampok' Diego Michiels sebelum dituntut oleh Pelita Jaya, akan bubar di tengah jalan, jika tidak cepet-cepet dapat suntikan dana. Sampai Jumat tadi masih 'SOS' akibat semua pemain dan ofisial belum gajian bulan Desember 2011.

Jumat sore semua pemain memang datang ke lapangan, tapi kapten Danilo Fernando sebagai juru bicara bilang kepada pelatihnya Jaya Hartono, "Kita tak bisa latihan, dan tidak berangkat bertanding, kalau gaji bulan Desember belum dibayar," demikian tegasnya. Dan, Jaya Hartono, tak bisa apa-apa kecuali pasrah.

Minggu, 08 Januari 2012

Tak Mudah Memiliki Nama, Lambang dan Satu Bintang milik Persija Jakarta.

"Jika kalian (Jakarta FC) ingin menggunakan nama, lambang dan satu bintang Persija Jakarta maka kalian harus mulai dari akar rumput yaitu bermain di klub amatir anggota Persija Jakarta dan bermain di kompetisi internal Persija Jakarta (Pengcab PSSI Jakarta Pusat)."

Semuanya sudah jelas bahwa Persija Jakarta itu hanya satu yaitu milik 30 klub amatir anggota kompetisi internal Persija Jakarta (dibawah badan hukum PT.Persija Jaya Jakarta), ketua umum Ferry Paulus, iconnya Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan, pelatihnya Iwan Setiawan, latihan di GOR Ciracas dan bermarkas di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, serta ikut serta dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL). Jadi apabila ada selain dari yang disebutkan itu bukanlah Persija Jakarta walaupun mengaku-ngaku sebagai Persija Jakarta. Khususnya bagi tim kalian yang bermain di Indonesia Premier League (IPL). Ketahuilah bahwa kami tidak akan pernah mengakui kalian sebagai Persija Jakarta. Kami tahu bahwa kalian tidak berasal dari Persija Jakarta apalagi dari akar rumput, melainkan dari klub Jakarta FC yang baru berdiri dan terbentuk pada tahun 2010 sebagai peserta Liga Primer Indonesia (LPI). 
Powered by Blogger