Sabtu, 31 Juli 2010

DAFTAR ALAMAT DISTRO JAKMANIA

1. JO (JakOnline)
www.jakmania.org
CP : Saif 08151601685, Oren Barat 021-98353231

2. Sekretariat THE JAKMANIA
Lokasi: Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan
CP: Santo, 081585920320

3. Outlet Orange Brani
Lokasi: Jl. Kusen Raya No.2 Kayu Putih, Jak-Tim (Rumah EPENK, Korwil Rawamangoen)
CP: 08161412693

4. Outlet Tribun Oren
Lokasi: Jl.Raya Bekasi Pondok Ungu (Depan Pabrik AQUA Bekasi)

5. Bengal's Store
Lokasi: Jln. KH. Hasyim Ashari/ Setiakawan No.1 RT.004, RW.007, ROXY, Jakarta-Barat.
CP: 081513128020

6. Outlet Biang Kerok
Lokasi: Jln. Utan Panjang 2 No.2, Kemayoran, Jakarta-Pusat
CP: Buyung, 021-93060195 / 081586634122

7. Station Orange
Lokasi: Stasiun Cikini (depan McD Cikini), Jakarta-Pusat
CP: Aldo 081387740003 / 02199806051

8. Jak Ngulon Outlet
Lokasi: Jln. Pedongkelan Belakang RT. 9 , RW. 13, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
CP: Donal, 021-96567200

9. Outlet Multi Etnis
Lokasi: Jln. Kemuning Dalam No. 8, Utan Kayu Utara
CP: 021-92075849

10. Jak Distro MUKE GILE, Cipinang
Lokasi: Jln. Bekasi Timur 6 RT.012 RW.08, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta-Timur
CP: Jawil, 021-85901364 / HP: 08176449922

11. Distro MENTAL BAJA, Pademangan
Lokasi: Jln. Budi Mulya RT.08, RW.010 gg E4, Pademangan Barat, Jakarta Utara
CP: Hendrik, 081385371912

12. OREN's STYLE
Jln. Raya Pondok Gede No.18 RT 001 RW.01 , Depan Terminal Pinang Ranti, Jakarta-Timur

13. Biang Oren (BO)...
Di depan SMPN98/SMUN38
Jl. Raya Lenteng Agung - Depok No.11
Jagakarsa,
Telp. 08170007135/02197860820

14. Orens Priok Outlet
Jl. Swasembada Timur XVII No.6 KB.Bawang Tg.Priok Jakarta Utara
(Belakang Walikota Jakarta Utara)
CP: Dedi - 4372047 & 081584184823

15. OREN RAYA BOGOR OUTLET ( JAK KM37 )
Jl. Raya Bogor KM. 37, Perumahan Villa Pertiwi Blok P4 No. 20, Cimanggis, Depok, Jabar
CP : Jo - 02192244958 / 08568951282

16. Pojok Orange Store
Jl. Malaka 4 RT. 03/08 Malaka Sari, Jakarta Timur
Telp. 02192202032/ 08569949529

17. Orange Corner
Alamat: JL. Pondok Pinang 1 No:27 Perempatan SMK 18 Selatan Jakarta
Telp: 02198009352

18. Begajul Outlet
Jl. Puskesmas 1 RT 07/07 no 17
cengkareng ,jakarta barat, Jakarta, Indonesia 11750
Telp: 02194808729 / 081317036739

19. Pendekar Oren
Jl. Mawar 3 Blok B8 No.24
Komplek Harapan Kita Perum 2
Karawaci - Tangerang
Telp: 081514521521, 02195491928

20. ORANGE UNLIMITED
Jl.Masjid Al Falah RT 003/01 Kelurahan Kamal
Kecamatan Kalideres Jakarta Barat 11810
Telp: 021-9908 9292 / 0812 8021 7952 / 0857 1430 4699

21. Gallery Orange
Jl. Raya Pondok Kopi, Gg. Bona
Kel. penggilingan, Kec. Cakung, Jakarta Timur
Telp: 02183279647 yongki / 0881472671 abay

22. Gudang Oren (Bao)
Jl. Rawa Belong No. 2A, (Dekat Pertigaan Lampu Merah Rawa Belong)
Palmerah, Jakarta Barat
Telp. 021-9893-5312

23. Orange Blood Shop
Jl. Pondok Betung Raya No. 05, Pondok Aren - Tangerang Selatan

CURAHAN HATI ANAK PASOEPATI

A’, abdi ridho jadi pacar aa’.. Abdi cinta sama aa’.. Aa’ jaga diri baik-baik di ibukota nya..!

Sepenggal kalimat dalam sms pacar saya di Bandung yang dikirim di sela-sela kesibukan saya sebagai pegawai negeri. Pacar saya asli orang sunda Bandung, sedangkan saya sendiri sudah tentu pembaca tahu, seorang cah Solo yang ngelembana di ibukota. Anak Solo yang mencintai sepakbola Solo dan Persis Solo. Wong Jowo Surokarto yang menisbatkan dirinya sebagai Pasoepati.

Hubungan saya dan pacar saya bisa dibilang langgeng meskipun dipisahkan oleh tiga jam perjalanan darat Bandung-Jakarta. Kami menjalani ini dengan penuh kasih sayang dan kepercayaan. Kami saling mengenal mulai dari pribadi, histori hingga hobi. Dia tahu saya adalah penggemar bola, main bola dan pendukung klub sepakbola. Dia tahu saya fanatik Pasoepati karena saya selalu cerita mengenai pengalaman saya mencintai klub Persis Solo sejak kecil.

Namun, dalam beberapa episode, dia terkadang menyembunyikan sikapnya. Ada beberapa rahasia dalam hatinya yang tidak dia ungkapkan kepada saya. Saya sebenarnya tahu bahwa dia pura-pura suka dengan makan sate kambing padahal dia dari dulu tidak pernah mau makan makanan berkolesterol tinggi itu. Saya juga tahu perasaannya yang “memaksa” nonton di bioskop meskipun dia tidak pobia kegelapan bioskop. Ketika saya bertanya mengenai hal itu, akhirnya dia jujur bahwa dia hanya ingin mencoba untuk selalu bersama. Tidak ingin lepas dengan saya.

Segala hal di atas memang tidak membuat saya terkejut karena itu hal adalah biasa yang menjadi warna suatu hubungan. Tetapi alangkah terkejutnya saya tatkala melihat dia menyimpan kaos, atribut dan merchandise klub Persib Bandung tersusun rapi di dalam lemarinya yang tidak sengaja saya buka. Damn! Itu adalah batin kejut saya tiba-tiba pasca melihatnya. Kejadian ini tanpa sepengetahuannya yang kebetulan sedang menyeduh kopi di dapur. Saya buru-buru menutup pintu lemari itu dan kemudian saya berekspresi seperti biasa. Dia datang dan kemudian kami bersama mengobrol mengenai masa depan kita tanpa menyinggung sedikitpun peristiwa yang barusan saya alami.

Sampai disitu, saya balik ke Jakarta dengan penuh kecemasan, kegundahan dan penyesalan. Saya tidak tahu kenapa perasaan buruk ini terjadi begitu cepat. Saya dalam mobil yang berjalan selalu memandangi stiker-stiker Pasoepati yang tertempal kuat di kaca mobil. Mata saya berkaca-kaca karena saya begitu mencintai seseorang yang secara umum saya benci. Dia rela menanggalkan segala atribut kesukaannya untuk saya. Sesampai saya di kamar kos, saya ambil sepuntung rokok dan menyalakannya. Bull.. asap mengepul dan saya tarik nafas dalam-dalam. Saya pandangi foto pacar saya ini berulang kali. Foto kami berdua dalam aura percintaan nan sejati. Dia terlalu baik bagiku. Dia manis, cantik, sangat patut untuk menjadi pendamping hidup saya selamanya.

Malam itu saya berada dalam persimpangan. Pacar saya adalah anggota Viking Bandung yang fanatik. Pacar saya adalah anggota kelompok supporter yang melempari kereta saya ketika melintas pulang kampung ke Solo. Pacar saya yang sangat saya sayangi terlalu sayang untuk ditinggalkan. Kemudian saya ambil air wudlu dan berdoa. Berdoa kenapa sejarah menciptakan kata “benci” antara Viking dan Pasoepati. Kenapa sejarah berkata saya diharuskan untuk antipati kepada pendukung klub sepakbola Persib Bandung. Kenapa sejarah membuat kami pencinta sepakbola harus baku hantam karena kefanatikan sempit. Solo dan Bandung adalah kota bersejarah. Persis dan Persib adalah klub bersejarah. Pasoepati dan Viking adalah supporter bersejarah. Dan pacar saya dan saya adalah dua insan bersejarah.

Kini, karena saya tidak akan melepaskan kaos Pasoepati di tubuh saya, apakah saya harus melepaskan cincin persatuan cinta pacar saya? Cinta yang telah terajut beberapa tahun, cinta yang sudah mengakar dalam hati dan sanubari, cinta yang sudah berhegemoni dengan suka dan duka. Cinta yang saya selalu harapkan untuk abadi. Apakah fanatisme kepada klub kesayangan harus mengalahkan kasih sayang seorang kekasih?

Dalam renungan saya malam itu bahwa selama ini, dia menahan segala emosi kemenangan Persib Bandung di Stadion Siliwangi, dia rela tidak menonton ke sana karena takut ketahuan saya. Selama ini, dia membuat saya selalu tersenyum, bahkan dia pun tersenyum melihat kemenangan yang diraih Persis Solo.

Tut, tut… Handphone saya berbunyi. Ada sms masuk dan darinya.

“A’a, sudah sampai rumah kan? Jangan lupa makan yaa.. Met Istirahat Aa’.. Love You Always..”

* Artikel kiriman Muh. Aris Budi Yadi, seorang Pasoepati Jakarta yang berharap persaudaraan terjalin antara Pasoepati dan Viking.

Kita memang berbeda warna, tapi kita satu suporter Indonesia. Hentikan permusuhan suporter sekarang juga. Ciptakan kedamaian antar suporter, dimulai dari kota Solo. Aku, kamu dan mereka adalah sama. Kita bersaudara!


SALAM 1 JIWA
LOYALITAS TANPA BATAS

Jakmania untuk Persija! (kritik atas tulisan berjudul "Persija Nyawa Gue")

Sebuah tulisan di website ini yang ditulis oleh Hasan Basri berjudul "Persija Nyawa Gue" menarik untuk disimak. Selain penuh dengan ekspresi yang menggebu-gebu, tulisan tersebut juga mencoba "mereduksi" identitas dan peran The Jakmania sebagai sebuah organisasi resmi suporter Persija, dengan mengambil contoh kasus maraknya keributan antar sesama pendukung persija yang terjadi dalam beberapa waktu yang lalu.

Mungkin maksudnya baik, ingin supaya para pendukung Persija fokus terhadap tim yang didukungnya, bukan malah memikirkan hal lain seperti tawuran dan lain sebagainya. Namun perspektif sang penulis cenderung terlalu simplistis dan ahistoris, kenapa? Karena masalah gesekan antar suporter Persija adalah satu hal, dan identitas adalah hal yang lain lagi. Alasannya pun tidak melulu karena egoisme satu kelompok terhadap kelompok yang lain, tidak melulu berhubungan dengan eksistensi antar satu kelompok Jakmania dengan kelompok Jakmania lain yang berbeda wilayah. Kebanyakan penyebabnya hanya masalah sepele, atau karena masalah pribadi lain yang tidak berhubungan secara langsung dengan The Jakmania.

Seperti yang kita ketahui, kelahiran The Jakmania adalah antitesa dari kegelisahan anak muda Ibukota yang sudah sedemikian rupa terkotak-kotak baik secara sosial maupun ekonomi dan nyaris tidak punya suatu hal yang bisa dibanggakan dari kota yang semakin hedonis dan individualis. Heterogenitas dalam masyarakat urban adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari, oleh karena itu perlu diciptakan sebuah identitas bersama sebagai representasi dan simbol eksistensi diri. The Jakmania lahir untuk menyatukan elemen-elemen yang sudah terfragmentasi secara ekonomi dan sosial tadi menjadi sebuah identitas baru anak muda Jakarta. Dan Persija adalah satu-satunya kebanggaan Ibukota yang bisa dimiliki bersama, oleh sebab itu Jakmania mendeklarasikan diri sebagai organisasi resmi kelompok suporter Persija.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, kalau secara historis The Jakmania adalah bagian tak terpisahkan dari Persija, kenapa dalam tulisan tersebut si penulis mencoba membuat dikotomi antara Persija dan The Jakmania dengan mengambil contoh kasus Aremania? Kalau mau jujur, antara Aremania dan The Jakmania punya latar belakang yang berbeda. Aremania lahir dalam kondisi masyarakat yang homogen, baik dari segi sosial maupun ekonomi, sehingga dengan atau tanpa organisasi suporter pun tim Arema tetap akan memperoleh dukungan yang besar dari masyarakat Malang.

Sementara The Jakmania lahir ditengah heterogenitas kaum urban, yang nyaris tidak punya kebanggaan apapun terhadap kota yang ditinggalinya. Dan identitas menjadi hal yang penting di sini, untuk menunjukkan eksistensi dan simbol representasi diri. The Jakmania kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai organisasi resmi kelompok suporter Persija, dan sudah menjadi aksioma kalau The Jakmania itu PASTI Persija, karena keduanya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. The Jakmania sebagai sebuah organisasi dengan beragam bidang yang ada di dalamnya pun melakukan fungsi konsolidasi, aktualisasi, sosialisasi, advokasi, dan reunifikasi fragmentasi heterogenitas kaum urban tadi, sesuatu yang mungkin tidak dilakukan oleh Aremania.

Jadi tidak ada yang salah dengan banyaknya logo, gambar, tulisan atau apapun yang berbunyi "The Jakmania." Karena orang-orang pun tahu kalau yang memakai kata tersebut di kaos, stiker, topi, kemeja, tas, dan lain-lain yang mereka kenakan adalah PASTI pendukung Persija. Yang tahu akan sejarah pasti tidak akan membuat diferensiasi antar keduanya, karena The Jakmania hanyalah sebuah identitas dari sebuah kebanggaan akan tim sepakbola Ibukota bernama PERSIJA JAKARTA. Dan ketika berada di luar kota atau luar daerah, kita boleh berbangga menyebut diri sebagai Jakmania, karena Jakmania ada untuk Persija!

Fenomena "BP Lovers"

Siapa yang tidak kenal Bambang Pamungkas, striker Timnas Indonesia, dan Persija Jakarta (sampai tulisan ini naik cetak) yang memang sudah tidak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar. Lahir 30 tahun lalu, Bepe kecil menghabiskan masa kecilnya hingga menamatkan pendidikan menengah pertamanya di sebuah kabupaten yang terletak di kota Semarang yakni Getas.

Diumur 8 tahun bepe kecil sudah mulai bermain bola untuk bergabung di sebuah SSB di tempat kelahirannya, hingga bakatnya mulai semakin terasah di saat bepe bergabung di Diklat Salatiga. Hingga pada akhirnya di usia yang belum genap 20 tahun Bepe Junior mulai bergabung dengan klub kebangaan kota Jakarta, Persija. Di Persija lah karir sepakbola Bambang Pamungkas mengalami peningkatan pesat. Total sudah 115 gol ia cetakan selama membela team yang berjuluk Macan Kemayoran.

Selain dari jumlah gol yang sudah dicapai, Bepe turut serta mengantarkan Persija Jakarta meraih juara pada tahun 2001, serta beberapa penghargaan yang pernah diraihnya mulai dari pemain terbaik, hingga topskor selama membela Persija.

Prestasi bagus di Persija ternyata juga berimbas juga kepada penampilannya di Timnas Indonesia, walaupun belum berhasil mempersembahkan gelar juara dalam event kejuaraan apapun, Bepe berhasil membuat sejarah baru dengan jumlah gol terbanyak di timnas, mengalahkan Kurniawan Dwi Julianto yang juga merupakan pemain yang menjadi inspirasinya selama ini dengan torehan 35 gol.

Karir Bepe tidak hanya cemerlang didalam negeri saja, tercatat bepe pernah menjajal kerasnya sepakbola negeri kincir angin selama 4 bulan bersama EHC Norad, dan bersama Selangor yang sukses dibawanya juara 44 kompetisi yang berbeda di tahun yang sama, serta menjadi pemain terbaik, Malaysia Cup pada tahun 2005.

Dengan semua catatan – catatan karier dan prestasi yang sudah diraihnya, tidak menjadi suatu hal yang aneh apabila bepe memiliki banyak fans dan penggemar. Tidak hanya dari supporter Persija saja, namun dari kalangan supporter lain kagum dengan sosoknya. Dan penggemar ataupun fans bepe memiliki sebutan tersendiri yaitu Bepe lovers.

Terkadang kecintaan Bepe lovers terhadap Bambang Pamungkas melebihi kecintaanya terhadap Persija. Jadi mereka “seperti” tidak begitu perduli dengan team secara keseluruhan tapi hanya kepada seorang bepe. Hal tersebut sebenarnya berdampak kurang baik untuk team Persija, karena Persija membutuhkan support tidak hanya kepada individu kepada pemain tapi kepada keseluruhan team.

Sampai yang terhangat sedang dibicarakan menjelang persiapan Persija menghadapi kompetisi ISL musim depan, yang mana dikabarkan Bambang Pamungkas akan meninggalkan klub yang telah membesarkan namanya untuk kembali menunjukan aksinya berlaga di luar negeri. Kali ini klub yang dikabarkan berminat untuk meminang bepe, yakni klub Wellington Phoenix, klub asal Selandia Baru yang mengikuti kompetisi tertinggi liga Australia (A-League).

Berita yang menjadi 2 sisi yang berbeda dipersepsikan, bagi Bepe sendiri kesempatan ini tentu bisa dijadikan sebagai catatan tersendiri dalam kariernya di dunia sepakbola yang digelutinya selama ini, tapi tidak bagi bepe lovers. Karena bagi Bepe lovers, kepergiaan bepe ke Australia, sama saja dengan tidak bisa melihat aksi – aksi bepe di Indonesia. Hal tersebut yang tidak diinginkan oleh mereka. Sedikit konyol memang kedengarannya tapi itulah fenomena yang terjadi. Seperti yang terangkum dalam beberapa media online yang terpantau oleh Jak Online, melalui account twitter resmi Jak Online di @JakOnline

Seperti ini lah reaksi mereka ketika mengetahui rencana kepindahan bepe, “bepe ga boleh pindah,aku ga rela, nanti aku jadi ga semangat lagi nonton Persijanya kl ga ada bepe “ ada lagi seperti ini “ga rela bepe pindah ayo dong manajemen Persija tahan bepe supaya jangan pergi” ada juga yang bilang kaya gini “bepe please jangan pindah dari Persija, belum siap kehilangan kamu” dan dari semua kata – kata yang terangkum di twitter JO, ada satu yang sangat ekstrim “ gue doain bepe gagal tes kesehatannya di Australia, biar ga jadi pindah, masih belum bisa terima bepe pindah”

Mungkin bagi yang membaca semua keluh kesah bepe lovers terlihat sangat berlebihan, tapi itulah fakta yang ada. Bambang Pamungkas sudah menjadi magnet tersendiri bagi para penggemarnya. Bagi gue pribadi apapun keputusan yang diambil Bambang Pamungkas, harus disupport karena itu semua untuk kebaikan kariernya kelak.

formasi bisa berubah, pemain bisa berganti, hanya satu yang tak berubah dan berganti RASA CINTA INI AKAN ABADI

Masa bodo dengan manajemen, masa bodo materi pemain, cuek aja cuek gue gue aja..

Yang gue cinta Cuma Persija yang gue dukung Cuma Persija yang gue nanti Cuma Persija..

Persija..Persija..Persija..Persija..

sumber : www.bambangpamungkas20.com

Cerita dari Ujung Timur Kota Bogor

Seharusnya baik The Jak maupun Viking dapat saling mengintrospeksi dirinya masing-masing. Memang sudah semenjak lama permusuhan antar-kedua tersebut telah terjadi, dan bahkan sebelum aku jatuh hati terhadap Persija Jakarta dan menjadi The Jakmania. Aku lahir dan dibesarkan di kota Bogor, tepatnya di Cariu, yang berada di ujung timur Bogor. Tempatku sangat dekat dengan perbatasan dengan setidaknya 4 kota, yakni Cianjur, Karawang, Bekasi, dan Jakarta. Jadi, sungguh wajar apabila mayoritas di sekitar tempat tinggalku terdapat banyak penggemar Persib Bandung. Yang sangat disayangkan hampir tak ada penggemar dari Persikabo, yang notabene adalah tim sepakbola kebanggan Kota Hujan tersebut. Yang ada dan sangat tercium kental yakni persaingan dan bahkan menjurus ke permusuhan antara The Jak dan Viking yang memang sudah dianggap lumrah terjadi. Aku sebagai orang asli Bogor, aku sangat mendukung kemajuan Persikabo Bogor tentunya.

Sejak aku mempublikasikan dan terang-terangan mengakui bahwa aku adalah Jakmania, tidak sedikit dari teman-temanku yang menjauh. Sungguh aku tak mengerti pola pikir orang-orang seperti itu, tak mau berteman hanya karena beda pilihan? Bukanlah alasan yang dapat ku terima. Jujur, tak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku, ya meskipun aku The Jak, untuk menjauhi teman-temanku walaupun mereka adalah Viking. Jikalau aku bisa menghargai dan menghormati Viking, mengapa mereka tidak bisa (teman-teman yang menjauhiku)?
Aku dapat berteman dengan siapa saja asal dia pun mau berteman denganku. Walaupun yang mengajak berteman itu adalah Viking, aku takkan menolaknya. Justru aku sangat bersyukur, setidaknya aku mengurangi perselisihan yang semakin manjamur beberapa tahun terkahir ini, khusunya di tempat tinggalku. Sampai kapanpun aku akan mendukung Persija dimanapun berada dan tetap berkomitmen terhadap slogan “PERSIJA SAMPAI MATI”.

Kalian mungkin sering menggunakan kata “ Lo asik Gw Nyantai, Lo Usik Gw Bantai”. Tapi kenapa disaat musuh tak mengusik, tetap saja dibantai? Bagiku diam bukan berarti takut ataupun kalah. Selama mereka (musuh) belum melakukan kontak fisik terlebih dahulu, aku takkan gunakan kekerasan. Ucapan dibalas dengan ucapan, hinaan dibalas dengan hinaan pula.

Memang, ditempat tinggalku aroma permusuhan The Jak dan Viking begitu kental dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan segala sesuatu selalu disangkutpautkan dengan hal itu. Mungkin itulah salah satu penyebab SDM dan SDA di kotaku tak pernah berkembang. Persatuan pun masih terpecah hanya karena berbeda di satu bidang saja. Sungguh miris dan tak ada habisnya apabila membahas tentang hubungan yang tak harmonis antara kedua kelompok tersebut.

Haruskah dendam ini dibiarkan berlarut-larut? Tentu saja tidak. Kesadaran diri masing-masing dan kedewasaan merupakan faktor yang sulit dibangun dan diterapkan dalam wajah supporter Indonesia. Ya, sebagai Jakmania, tentunya aku pun tak suka dan merasa tersinggung jika ada yang menghina The Jak dan Persija. Tak ada seorang pun yang terima pilihannya dianggap salah. Padahal kan pilihan itu adalah hak tiap warga Negara. Aku tak melarang dan takkan terusik jika Viking bangga terhadap Persib, bangga terhadap persahabatannya dengan supporter lain. Namun kalau mereka mengolok-olok tim kesayanganku, aku tak bisa hanya terus berdiam!

Sungguh ironis, disaat wajah persepakbolaan Nasional sedang menurun dan tak kunjung mendapat prestasi yang bagus, baik di level Asia maupun Internasional, justru kita masih saja disibukkan dengan supporter, supporter dan supporter yang selalu membuat masalah. Supporter bukanlah satu-satunya faktor penyebabnya, kepengurusan dalam PSSI pun dinilai buruk, apalagi dibawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI Nurdin Khalid.

Contoh ketidak-akuran antar supporter yakni antara Aremania dan Bonekmania. Persaingan dan permusuhan mereka hampir dengan aroma The Jak-Viking. Walaupun The Jak dan Aremania mempunyai hubungan yang harmonis, tapi aku tak mau hubungan antara Viking dan Aremania pun ikut hancur pula. Apalagi akhir-akhir ini banyak berita berhembus bahwa hubungan mereka sudah mulai rapuh karena oknum-oknum tertentu. Kapan Indonesia bisa berdamai kalau seperti ini terus?

Cukupkanlah perselisihan yang telah banyak menjatuhkan korban jiwa ini, kita semua ini 1 tanah air, 1 bangsa, 1 negara. Apakah kalian semua tak bisa menghargai perjuangan para pahlawn-pahlawan yang bersusah payah menyatukan Negeri ini? Kita semua pasti sangat merindukan kata “DAMAI”, saling bergandeng tangan membangun dan meneruskan perjuangan para pahlawan terdahulu yang telah gugur di medan tempur demi anak cucu dan generasi penerusnya. Ya, kitalah generasi penerus yang seharusnya memperjuangkan persatuan dan kesatuan Tanah Air Tercinta Indonesia, khususnya para pemuda dan pemudi. Hilangkanlah egoisme, mengalah untuk menuju hari esok yang lebih baik tak ada salahnya kan?

AING JAKMANIA
PERSIJA SAMPAI MATI
PERSIJA NEPI KA MAOT
THE JAK CINTA DAMAI
SALAM SATU JIWA
BERSATULAH INDONESIAKU DIBAWAH BENDERA MERAH PUTIH

Kutukan APBD Serta Hilangnya "Sentuhan" The Jak

PUPUS sudah harapan pecinta Persija Jakarta melihat tim kesayangannya meraih gelar juara musim 2009/2010. Setelah di pentas Liga Indonesia hanya mampu bertengger di peringkat 7 klasemen akhir, langkah Macan Kemayoran di kompetisi Piala Indonesia pun berakhir. Di babak 8 besar, Bambang Pamungkas dkk tidak mampu memanfaatkan keunggulan di laga keduanya dan menyerah 0-2 dari Persik Kediri (agregat 4-5).

Praktis kegagalan Persija di musim ini memperpanjang kekecewaan pendukungnya, tidak terkecuali The Jakmania. Sejak terakhir kali mengangkat trofi Liga Indonesia tahun 2001, hingga kini klub kebanggaan ibu kota belum mampu membawa pulang kembali supremasi tertinggi kompetisi sepak bola di tanah air tersebut.

Lantas apa penyebab retetan kegagalan ini? Macan Kemayoran sepertinya kena kutuk oleh APBD DKI. Kenapa demikian? Simpel saja. Persija bisa meraih juara di Liga Indonesia VII (2001) tanpa adanya bantuan dari yang namanya APBD. Bahkan, dua musim sebelumnya, penampilan Macan Kemayoran sungguh luar biasa. Di Liga Indonesia V, Persija memiliki peluang besar meraih gelar juara pertamanya, sayang PSSI menghentikan kompetisi di tengah jalan karena kondisi perpolitikan di tanah air sedang memanas. Perjalanan Persija di Liga Indonesia V terhenti di babak semifinal.

Lanjut di Liga Indonesia VI. Performa Macan Kemayoran terlihat lebih garang. Ketika itu, lagi-lagi tanpa APBD, manajemen sanggup mendatangkan pelatih asing asal Bulgaria, Ivan Kolev, untuk meramu pemain sekaliber Nur’Alim, Luciano Leandro, dan sang junior Bambang Pamungkas. Kedatangkan Kolev membuat Persija difavoritkan untuk meraih posisi pertama di pentas sepak bola Indonesia.

Sayangnya, langkah Persija ’’dipatahkan” oleh pihak-pihak tertentu. Di babak 8 besar saat menghadapi Arema Malang di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Luciano Leandro yang menjadi roh dari permainan Persija terpancing emosinya oleh striker Arema Pacho Rubio. Adu fisik antara kedua pemain Amerika Latin ini pun tak terhindarkan. Buntutnya, wasit mengganjar Luciano kartu merah. Luciano pun tidak bisa membela Persija hingga final kompetisi. Muncul dugaan kalau Luciano sengaja dikartumerahkan semata-mata untuk menghancurkan kekuatan Macan Kemayoran. Terbukti, Persija kandas di semifinal.

Tiga musim kompetisi di atas menjadi bukti sahi betapa siapnya Persija dalam mengarungi derasnya samudra Liga Indonesia. Kesiapan Persija dalam menatap kompetisi bukan dilandaskan dengan kucuran bantuan bermiliar-miliar seperti yang terjadi saat ini. Kekuatan itu muncul karena keseriusan, kemauan, dan kerja keras dari orang-orang yang berada di jajaran manajemen dan pengurus.

Bagi gue, APBD itu madu bercampur racun. Madu karena membuat semua kalangan Persija menyambutnya bak tetesan air di bentangan gurun pasir. Kehadirannya membuat dahaga haus lenyap seketika. Sebaliknya, APBD juga membuat orang-orang Persija lupa diri. Lupa untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengurus, mengelolah, dan mengoperasikan tim. Semuanya seakan terbius untuk duduk manis menunggu siraman uang.

Karena APBD, nilai kontrak pemain melejit tinggi. Bahkan tak sedikit pemain Persija sejak Liga Indonesia IX hingga kini yang nilai kontraknya tidak sesuai dengan kualitasnya. Ibarat bergaji manajer, tapi kemampuan tukang sapu!

APBD juga melemahkan pihak manajemen dan pengurus dalam urusan menekan pengeluaran tim. Salah satu buktinya terjadi pada Liga Indonesia 2006. Salah satu stoper muda Persija (nama tidak disebutkan) yang kini jadi langganan Timnas Indonesia dikontrak dengan nilai Rp 200 juta lebih per tahun oleh manajemen. Padahal pemain tersebut mengaku bisa menerima kontrak walaupun nilainya hanya Rp 50 juta. Saat gue konfirmasi ke salah satu petinggi manajemen Persija, dia menjawab dengan simpel, ”Persija klub besar. Masa kita mau kontrak pemain dengan harga murah!.’’

Gila nggak! Kalau manajemen jeli atau pintar, setidaknya uang Rp 150 juta lebih bisa digunakan untuk keperluan lain, bukan untuk ngontrak satu pemain. Ini satu di antara bermacam-macam kasus yang membuat gue geli.

Kondisi seperti ini tidak terjadi ketika Persija tanpa APBD. Mantan Manajer Persija di Liga Indonesia VII, Aang Hamid Suganda, pernah bicara ke gue bahwa pada zaman dia Bambang Pamungkas saja tidak dikontrak, cuma digaji pada musim pertamanya di Persija.

Selain Aang, ada juga sosok Ahmadin Ahmad, dan IGK Manila. Tiga orang ini gue nilai “the right man on the right place” di manajemen tim.

Mereka benar-benar bekerja untuk bisa mendatangkan uang ke kas tim. Bagaimana pun caranya, mau itu “malak” iklan-iklan atau reklame yang terpampang di jalan, atau “ngolekin” dari pengusaha-pengusaha top di ibu kota , tapi uang itu ada dan mampu mengoperasikan keperluan tim.

Nah, peran di atas benar-benar dijalankan oleh tiga sosok ini. Ahmadin Ahmad yang merupakan pejabat birokrat DKI memiliki jaringan di lingkup Pemda DKI untuk mencari dana dari mitra-mitranya. Sementara Aang Hamid yang merupakan pengusaha kala itu bertugas menutupi kas tim di saat pencarian dana macet. Sedangkan IGK Manila yang menjabat Chief de Mission diplot sebagai duta besar klub untuk segala urusan dengan PSSI. Lewat komando Sutiyoso selaku Pembina Persija, ketiga sosok di atas berjalan di track yang beda tapi arahnya sama: membawa Macan Kemayoran juara!

Hal krusial lain yang menurut gue menjadi faktor kegagalan tim adalah menurunnya ’’sentuhan’’ dari The Jakmania. Peran dari pemain ke-12 ini sudah tidak seperti dulu lagi. The Jak bukan hanya pemain ke-12, tapi terkadang menjadi manajer ke-2 di dalam tim. Waktu dulu, The Jak tidak sekadar memberikan dukungan saat tim sedang berlaga. Lebih dari itu, The Jak pun sering mengkritik komposisi pemain yang masuk dalam incaran manajemen. Ini semua dilakukan bukan semata-mata mengintervensi manajemen, tapi karena rasa cinta The Jak terhadap tim kesayangannya.

Contoh waktu menjelang berakhirnya Liga Indonesia VIII tahun 2002, The Jak meminta manajemen untuk tidak memperpanjang kontrak Nur’Alim. Padahal, sang pemain merupakan kapten tim bahkan menjadi idola The Jak (terbukti ada yel-yel khusus buat Nur’Alim). Tapi alasan The Jak ketika itu adalah Nur’Alim sudah mulai materialistis, dan berpikir hanya dengan uang dia bisa bermain maksimal. Manajemen pun menurutinya dan tidak memperpanjang Jabrik, sapaan Nur’Alim, di Liga Indonesia IX.

Di tahun yang sama, The Jak pun memprotes manajemen yang tidak memperpanjang Budi Sudarsono. Protes ini dilakukan lewat yel-yel dan tempelan poster-poster di stadion Menteng dan saat Persija berlaga di Stadion Lebak Bulus. Aang Hamid yang ketika itu menjadi manajer tim menjadi bulan-bulanan The Jak. Tidak hanya umpatan dari mulut, sang manajer pun sempat merasakan perlakuan fisik oleh suporter Persija ketika tim sedang berlaga di Tangerang. Buntutnya, Aang pun mundur dari jabatannya saat liga berakhir.

Kasus lainnya juga terjadi pada sektor tim pelatih. Di awal Liga Indonesia VII, The Jak menuntut manajemen agar memecat Andi Lala dari kursi pelatih kepala. Manajemen pun mendepak Andi Lala.

Yang jelas, The Jak selaku suporter Persija ketika itu benar-benar menjalankan perannya. Mereka selalu kritis di saat tim kalah atau mengalami kegagalan. Dan The Jak juga selalu ada saat tim membutuhkan dukungannya. Ini suporter dan ini yang namanya pemain ke-12.

Senin, 19 Juli 2010

PERSAHABATAN THE JAK AREMANIA MENJADI SEJARAH PERTAMA DI ISL

Pada pertandingan terakhir, antara Persija dan Arema Indonesia di Indonesian Super League, mendapat soroton luas dari rakyat Indonesia. Di karenakan pononton yang hadir melebihi kapasitas di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Penonton yang hadir pada pertandingan Persija dan Arema Indonesia, menjadi sejarah kedua, di pentas sepak bola nasional. Sejarah pertama terjadi di era perserikatan pada tahun 1985, yang mempertemukan antara Persib Bandung dan PSMS Medan, yang di hadiri sekitar 120 ribu orang.

Padatnya penonton antara Persija dan Arema Indonesia memang yang kedua dalam sejarah sepak bola nasional, tetapi menjadi sejarah pertama di Indonesian Super League.

Sejak bergulirnya Indonesia Super League mulai dari 2008/2009, jumlah padatnya penonton kurang lebih sekitar 50 ribu. Akan tetapi pada pertandingan ini, mencapai lebih dari 83 ribu penonton. Karena angka 83 ribu itu berdasarkan kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno pasca Piala Asia 2007 beberapa tahun lalu.

Berdasarkan pengamatan, jumlah penonton yang hadir langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno bisa mencapai sekitar 100 ribu. Sebab, tidak sedikit penonton yang menyaksikan laga ini sambil berdiri, terutama di tribun rata-rata.

Penyebab utama dari padatnya penonton, karena adanya hubungan yang sangat harmonis antar pendukung Persija “The Jakmania” dan Pendukung Arema Indonesia “Aremania”.

Pada pertandingan ini, tidak ada satupun kedua pendukung kesebelasan saling ejek, mereka tidak memberi garis pembatas suporter dengan pagar besi atau pihak keamanan. Kedua kelompok suporter ini, berbaur, seperti penonton-penonton dalam perhelatan piala dunia. Mereka tetap kompak bernyanyi dalam mendukung team kesayangannya. Karena mereka mempunyai slogan “The Jakmania dan Aremania Satu Hati”.

Melihat dari persahabatan kedua kelompok suporter ini, mudah-mudahan bisa menjawab keraguan masyarakat terhadap suporter Indonesia yang katanya suka rusuh. Sehingga mereka tidak ragu-ragu lagi datang ke Stadion menyaksikan team kesayangannya.

“Bravo Persija dan Bravo Arema Indonesia”. Mudah-mudahan bukti dari persahabatan kalian bisa menjadi contoh suporter lainnya. “Kita memang belum baik, tetapi berusahalah menjadi lebih baik”.

Sabtu, 17 Juli 2010

PERSIJA BUNGKAM PERSIK DI LEG PERTAMA PIALA INDONESIA

Persija Jakarta meraih modal penting di laga pertama 8 besar Piala Indonesia dengan menekuk Persik Kediri 4-3 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu 17 Juli 2010. Bambang Pamungkas mencetak hatrik.

Meski bertindak sebagai tuan rumah, Persija justru tampil gugup di awal babak pertama, sedangkan Persik lebih banyak menekan. Ti Macan Putih bahkan mencetak gol pertama melalui Yongki Aribowo pada menit ke-41.

Namun, Persija berhasil membalikkan keadaan melalui Bambang satu menit sebelum jeda dan menit ke-46. Persik sempat menyamakan kedudukan lagi melalui Yongki pada menit ke-52.

Tim Macan Kemayoran kembali unggul setelah mencetak dua gol melalui Toure Pape Abdoe menit ke-60 dan gol ketiga Bambang menit ke-70. Namun, Persik berhasil memperkecil kedudukan menjadi 4-3 melalui Wawan Widiantoro.

Kemenangan ini cukup berharga bagi Persija yang akan melakoni laga kedua di markas Persik di Stadion Brawijaya, Rabu 21 Juli 2010.

Jalannya Pertandingan

Persik mampu mencetak gol pertama pada menit ke-41 melalui striker Yongki Aribowo memanfaatkan blunder yang dilakukan M Yasir. Bermaksud membuang bola, tendangan Yasir justru mengenai dada Yongki dan langsung masuk ke gawang Persija yang kosong.

Persija tidak membutuhkan waktu lama untuk menyamakan kedudukan. Salah pengertian yang terjadi antara OK John dengan Herman dalam mengantisipasi umpan Leonard Tupamahu berhasil dimanfaatkan Bambang mencetak gol pertamanya pada pertandingan ini menit ke-45.

Persija langsung menyerang di awal babak kedua dan usaha tersebut langsung membuahkan hasil ketika Bambang mencetak gol keduanya pada pertandingan itu saat babak kedua baru berjalan satu menit.

Memanfaatkan umpan silang M Ilham yang menusuk dari sisi kiri pertahanan Persik, Bambang lolos dari penjagaan OK John dan dengan mudah mengalahkan Herman.

Enam menit kemudian Yasir kembali melakukan blunder yang menjadi awal gol kedua Persik. Bermaksud mengantisipasi umpan silang, bola justru lepas dari tangan M Yasir dan Yongki, yang berada tepat di depan Yasir, dengan mudah menceploskan bola. Pelatih Benny Dolo akhirnya memutuskan untuk mengganti Yasir dengan kiper Roni Tri Prasnanto pada menit ke-56.

Persija kembali unggul pada menit ke-60 melalui sundulan Toure Pape Abdoe memanfaatkan sepak pojok yang dilepaskan Firman Utina. Sundulan menyilang bek asal Senegal ini tidak mampu diantisipasi Herman.

Bambang berhasil melengkapi hatriknya pada pertandingan ini sepuluh menit kemudian. Melalui tendangan bebas terarah, Bepe berhasil mengalahkan Herman untuk kali ketiga pada pertandingan ini.

Wawan Widiantoro berhasil memperkecil kedudukan menjadi 4-3 di akhir pertandingan memanfaatkan bola muntah hasil tendangan bebas Harianto. Hingga akhir pertandingan keunggulan 4-3 Persija tetap bertahan.


Susunan Pemain:

Persija Jakarta (4-3-3): M Yasir (Roni Tri Prasnanto, 56'); Leo Saputra, Toure Pape Abdoe, Herman Abanda, Leonard Tupamahu; Mustafic Fahrudin, Firman Utina (Agus Indra, 78'), M Ilham (TA Mushafry, 75'); Aliyudin, Bambang Pamungkas, Serge Emalue.


Persik Kediri (4-4-2): Herman Batak; Tito Purnomo, OK John, Harianto, Mahyadi Pangabean (Wawan Widiantoro, 80'); Jefri Hadi, Han Jiho (Saktiawan Sinaga, 74'), Legimin Raharjo, Mekan Nasyrov (Khusnul Yuli, 67'); Yongki Aribowo, Zhang Zuo.

Kamis, 15 Juli 2010

PERSIJA LEBIH HEBAT DIBANDINGKAN PERSIB.

Rivalitas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung memang sangat kental sejak lama. Aksi kedua pendukungnya juga saling menunjukkan sikap fanatismenya, ketika Persija Jakarta dan Persib Bandung bertanding.

Dari deretan sejarah yang ada, kita sebagai The Jakmania boleh berbangga dengan team kesayangan kita, yaitu Persija Jakarta. Karena Persija Jakarta Lebih Dominan memenangi partai klasik ini.

Dalam 26 kali pertemuan dengan Persib Bandung di kancah sepak bola nasional. Persija Jakarta lebih dominan memenangkan partai klasik ini. Persija Jakarta memenangkan 13 kali pertandingan melawan Persib Bandung, sisanya 9 kali seri dan 4 kali kalah.

Hebatnya lagi, Persija Jakarta memenangkan 5 Pertandingan dan 7 dari 9 kali seri, itu terjadi di Stadion Siliwangi, Markasnya Persib Bandung. Sedangkan Persib Bandung hanya mampu 2 kali meraih kemenangan atas Persija di Jakarta, selebihnya di menangkan di Bandung dan di Kota Malang pada Indonesian Super League musim 2008/2009.

Bila kita melihat dari fakta yang ada, sikap awal dari gesekan antara The Jakmania dan Viking (Pendukung Persib Bandung), mungkin di akibatkan karena adanya rasa cemburu pendukung Persib Bandung dengan Prestasi Persija Jakarta yang bisa mendominasi kualitas pertandingan dalam partai klasik ini.

Kita sebagai The Jakmania hanya bisa tersenyum melihat kenyataan ini, kita hanya bisa tertawa, melihat ketidak dewasaan mereka dalam menerima kenyataan yang ada dan kita hanya bisa tertawa melihat ego mereka demi mempertahankan malu di hadapan puluhan ribu anggota The Jakmania.

Rabu, 14 Juli 2010

Lagi - Lagi PERSIJA Di Fitnah (part-2)

Sudah cukup sepertinya kami (Jak Online) terdiam membaca, melihat dan mendengar berita berita miring seputar Persija yang cenderung memojokan. Entah itu kerusahan, perusakan fasilitas – fasiltas umum oleh supporter Persija dan yang terakhir yang masih hebohnya kasus pengeroyokan yang “katanya” dilakukan oleh pemain Persija.
Kebiasaan media yang kami coba perhatikan dari beritanya selama ini hanya menampilkan hasil akhir dari apa yang diterima maupun dikerjakan oleh keluarga besar Persija dan Jakmania sebagai suporternya. Mereka tidak memproses input kenapa hasil akhir dari kejadian itu bisa terjadi.

Seperti yang diberitakan oleh http://bola.vivanews.com/news/read/164315-serang-bobotoh--3-pemain-persija-dipolisikan, diberita itu dijelaskan bahwa ketiga pemain Persija dilaporkan ke pihak berwajib karena melakukan pengeroyokan terhadap 3 anggota Viking Jabodetabek yang menyaksikan laga Ujicoba Persija Vs PSAD yang berlangsung di lapangan Nagrak, Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Diberita itu juga dijelaskan awalnya salah satu dari 3 viking tersebut mengatakan “butut” kearah pemain yang sedang melangsungkan ujicoba, lalu kemudian para pemain Persija menghampiri mereka dan langsung melakukan pengeroyokan.

Sebenarnya mudah saja berasumsi terhadap kelakuan buruk supporter persib (viking), jika mereka memang benar – benar bukan supporter Persija buat apa mereka datang menyaksikan laga ujicoba Persija? dan yang tambah disesali sampai melakukan tindakan provokasi dengan mengatakan “butut” seperti yang tertulis dalam berita itu. Pemain juga manusia siapa yang mau di provokasi dengan kata – kata murahan seperti itu, toh dalam ujicoba ini niat para pemain datang jauh-jauh dari Jakarta tentunya ingin lebih memfokuskan diri menjelang laga Piala Indonesia melawan Persik Kediri.

Itu uraian berita menurut versi vivanews, dari pengamatan Crew JO yang HADIR LANGSUNG dalam pertandingan tersebut memang dari awal mulai pertandingan sudah mulai banyak anak kecil umur SD, SMP yang beratribut viking menyaksikan laga tersebut. Kemudian pertengahan babak pertama mulai terlihat orang dewasanya yang beratribut viking di area belakang gawang Persija tempat dimana mereka memprovokasi Persija dengan sebutan (maaf) Persija Anjing, pulang – pulang, dan lain sebagainya.

Dari situlah awal kericuhan terjadi, mereka mulai melempar batu dari kejauhan dan sempat mengenai dada salah satu Crew JO yang meliput, sampai akhirnya terhenti oleh tembakan peringatan yang Crew JO tidak begitu jelas siapa yang melakukan ( mungkin saja dari pihak TNI AD yang menjadi latih tanding Persija kali ini )

Padahal penduduk sekitar yang menyaksikan laga ujicoba tersebut sangat bisa menerima kehadiran Persija, itu terlihat dari antusias baik itu Ibu-Ibu, bapak-bapak , remaja putri, dan anak-anak yang berfoto-foto dengan idolanya masing-masing seperti yang terekam dalam pantauan langsung Crew JO.

Jangan mencubit kalo tidak mau dicubit, kalo udah kena cubit yaudah rasain aja bagaimana tidak enaknya dicubit.

Sumber : Jak Online

Lagi - Lagi PERSIJA Di Fitnah (part-1)

Media (elektronik) kembali membuat sebuah berita yang sangat jelas tidak berdasarkan fakta yang ada,? Ada beberapa media yang mebuat berita “seenaknya”.
Yang pertama, siapa lagi kalo bukan Tivuone (baca:TVone), besok pagi nya setelah ujicoba dilangsungkan muncul berita yang menyebutkan kalau ketika Uji coba Persija VS PSAD di Bogor pemain Persija melakukan pengeroyokan terhadap bobotoh persib.
Untuk media yang satu ini jelas udah nggak aneh lagi kalo memfitnah Persija. Logika nya, yang bertanding (sore itu) adalah Persija VS PSAD, sekali lagi PERSIJA VS PSAD, ngapain juga bobotoh Persib itu datang ke pertandingan uji coba di pertandingan yang gak ada hubungannya dengan tim BIRU mereka itu. Kalau mereka datang cuma sekedar ingin menonton jelas tidak masalah, kan hak tiap orang buat nonton. Tapi ini datang bukan untuk nonton, tapi untuk menghina tim Persija, mecaci maki tim persija dengan kalimat kotor seperti gak berpikir dulu sebelum berucap. Salah satunya adalah dengan mengatakan (maaf) PERSIJA ANJING, LEONARD ANJING dsb. (logika gw, kalo memang menganggap Persija anjing ngapain tuh mereka (baca:Viking/bobotoh) datang untuk nonton anjing? Ngefans kali tapi malu.

Pertanyaan gue, kenapa media yg memberitakan ini gak mencari penyebabnya dulu? Kenapa juga mereka gak nanyain tuh para bobotoh/Viking yg datang di pertandingan uji coba itu “ngapain Viking/bobotoh datang kesini? kan bukan persib yg main? Coba deh tanya wartawan atau bobotoh itu pasti bingung jawabnya, mau jawab jujur atau bohong juga bingung.

Media yang berikutnya adalah vivanews.com
Di hasil liputanya http://bola.vivanews.com/news/read/164315-serang-bobotoh--3-pemain-persija-dipolisikan menyebutkan kalau semua pemain Persija melakukan pengeroyokan.

pertanyaan gue kalau semua pemain Persija.melakukan pengeroyokan koq lukanya gak sampe parah yah?

Kalau semua pemain Persija mengeroyok mungkin bisa mokat (Baca : mati) kale….
Sama kayak yang diatas, Tanya dulu deh kenapa bobotoh/viking itu datang, kalo Cuma datang aja gak masalah, tapi ini mereka memprovokasi.dan menggangu latihan (ujicoba Persija) wajar lah kalu diusir ma panpel dan anak-anak The Jakmania yang hadir di lokasi. Sekarang gini aja deh logikanya, kita sedang beraktifitas yang tidak mengganggu orang lain, sedang makan misalnya, datang sekelompok orang dengan berkata dan beraktifitas yang mengganggu aktifitas kita, wajar gak kalau kita marah?

Mereka aja yg pada gak nyadar diri, dating buat mengganggu dikasih tau malah nyolot, maki-maki trus lempar batu..sapa juga yang nggak emosi? sekarang malah putar balikan fakta lagi..

Kalau ada yang nanya, sebenernya uji coba Persija itu boleh ditonton penonton umum gak?

Jawabnya boleh, buktinya banyak masyarakat sekitar yang datang baik-baik untuk nonton. Anak-anak, ibu-ibu, tua-muda gak msalah. Mereka berfoto dan datang baik-baik untuk melihat idola nya, tentu pemain atau kubu Persija juga gak keberatan dong. (Crew JO masih menyimpan bukti ini). Lah ini ada orang yang “gak ada hubunganya” datang untuk mengganggu masa iya penonton yang hadir diem aja, tawuran yang ada deh.

Ya udahlah, Persija sudah biasa koq difitnah kaya gini, biarin aja. Sadar atau enggak nilai Persija makin naik, dan yang ingin menghancurkan Persija dengan cara seperti ini gue jamin gak akan pernah bisa. Dan buat supporter lain, kalo Persija main, kalau mau datang untuk nonton, datanglah gak masalah koq, yang penting jangan menggangu ya, :D
Kaya si itu itu loh (dah pada taulah).

Sabtu, 10 Juli 2010

O2 News Edisi Selasa, 6 JULI 2010

Tur ke Cirebon, melulu karena kedekatan seorang pengusaha asal Cirebon, Bapak Bagja dengan Benni Dollo dan Firman Utina. Pembicaraan lisan juga lewat Pelatih Kepala Persija tersebut. Tim berangkat jumat pagi dengan menggunakan jasa angkutan kereta api. Suasana berbeda kita dapetin, karena klo di kereta bisa lebih santai bergerak dibandingkan di pesawat.

Tiba di Cirebon, belasan anak SMA udah nungguin tuk minta foto. Panpel juga hadir lengkap dengan keamanan yang diambil dari organisasi pemuda setempat dan Brimob. Tidak langsung ke hotel tapi diajak makan siang di restoran sea food H. Moel. Selesai makan siang baru menuju Hotel Santika Cirebon.

Jakmania Cirebon datang siangnya. Lumayan ada belasan orang. Salah satunya nyempil si penyebar virus... Bejho Hooligan. Bejho memang aktif nyebar virus oren di ranah Jawa Barat, meski kali ini gw ragu dia ke Cirebon karena Persija atau karena ada yg diincer. Bagi Jakmania Cirebon ini kesempatan buat mereka tuk foto2 dan minta tanda tangan pemain. Gw memang kasi tau mereka karena menurut gw, mereka adalah orang yg paling berhak tuk tau kalo Persija akan berujicoba disana dibandingkan keluarga atau kerabat panpel.

Persija coba lapangan Stadion Bima sore harinya. Disana sudah hadir beberapa the Jakers lengkap dengan atributnya. Makin lama jumlah yg nonton makin banyak. the Jakmania Cirebon terus2an mengumandangkan lagu2 dukungan pada Persija. Lapangan bagus dan pengawalan ketat dari panpel, bikin Persija latihan mulus di Stadion Bima.
Rombongan Persija menggunakan 1 buah bis kecil untuk pemain dan 2 mobil pribadi. Ketika pulang, bis yg mengangkut pemain dilempar batu sebesar jempol kaki Patung Pancoran tepat mengenai kaca hingga pecah. Sayang pecahan kacanya mengenai Fara yg lagi nunduk dan Uci official Persija. Keduanya luka berdarah. Uci mengalami goresan dikit di kepala persis di atas jidad. Sedangkan Fara di bagian kepala belakang persis dibawah user user. Fara yg mengeluarkan darah cukup banyak. Hal ini menimbulkan emosi pada seluruh rombongan. Spontan kita lari mengejar para pelaku yg menggunakan motor mio. Sayang, meski dibantu pemuda setempat, mereka bisa lolos dari tangkapan.

Fara mendapat perawatan di RS Ciremai. Doi sih gapapa, ketika dijahit aja masih sempet ngobrol sama gw. Lukanya kecil dan cuma 3 jahitan. Kejadian ini membuat gw rundingan sama Bendol dan memutuskan... kita siap maen terus, asal pihak Polres Cirebon harus dilibatkan dalam pengamanan. Tapi ternyata Pak Bagja berpikiran lain. Dia memutuskan tuk membatalkan pertandingan dengan alasan kawatir akan mengganggu persiapan Persija di Piala Indonesia.

Tadinya dia berniat tuk mengajak tim pesiar di kota Cirebon, tapi tim memutuskan untuk lebih baik pulang dan mempersiapkan diri di Jakarta. Gw sangat kecewa dengan kejadian ini. Pelajaran untuk kedepannya agar ujicoba ke luar kota harus disertai perjanjian yang lebih detail. Buat para the Jakers, gw harap ga usah dendam. Karena dendam dilarang oleh ustadz. Apalagi setelah gw selidikin, ternyata mereka tidak berniat melempar bis Persija. Mereka sebetulnya sedang latihan melempar batu untuk ikut lomba acara di salah satu stasiun tv..... INDONESIA MENCARI BANGSAT.
Jumat malem, gw berangkat sendirian menuju Solo. Putri dari Alm H. Santo menikah, dan gw ngewakilin Persija tuk hadir disana. Jakmania Solo sangat bantu gw selama ada disana. Pernikahan ala Solo memang berbeda dengan di Jakarta. Bertempat di Graha Nikmat Rasa, tamu sudah disiapkan tempat duduk semua. Kemudian setelah upacara adat selesai, satu persatu tamu diminta ke depan tuk foto2. Selama acara tsb, para pelayan berturut-turut mengantarkan makanan ke para tamu. Ga cuma sekali, tapi berbagai menu. Selesai makan, penganten langsung berjalan ke pintu keluar. Baru kemudian para undangan berjalan keluar sekaligus pamit dengan penganten. Praktis yah?Niat gw, dari Solo silaturahmi dulu ke Jogja. Sempet nobar ma Jakmania Jogja di Oase Cafe. Tapi malah akhirnya sulit pulang. Kebetulan di Jogja sedang ada muktamar muhamadiyah. Jadi seluruh tiket pesawat, kereta dan bus sudah full booking. Jadilah gw di Jogja jalan-jalan ke pantai Depok, dan Malioboro (pengalaman terdampar yg paling nikmat).

Seninnya gw mutusin ke Semarang tuk cari tiket dari sono. Alhamdulillah berkat bantuan Jakmania Semarang gw langsung dapet tiket pesawat malam harinya.Keberangkatan gw ke Cirebon bikin gw ga bisa hadirin beberapa undangan di Jakarta. Mulai dari pernikahan Irwan Jakmania Oren Raya Bogor, sunatan Shevarizi Jakmania Barrabravas Manggarai, pernikahan Robet, Korwil Biang Kerok Kemayoran, HUT Singa Mania Indonesia Palembang, hingga Futsal Jakonline. Ada satu lagi undangan yg kalo gw dateng kayanya seru banget tuh... undangan pernikahan Airlangga Sucipto di Bale Asri Pusdai Bandung. Sebelum ke Cirebon, gw sempat mengadakan pertemuan dengan beberapa perwakilan pengurus klub amatir Persija. Intinya adalah kita sedang berusaha tuk menyelamatkan tim Persija yang sedang diultimatum oleh PSSI. Kita sepakat, permusuhan pribadi harus dihilangkan dulu demi kepentingan tim. Sekarang kita mendesak BLI untuk mengeluarkan keputusan, siapa yg berhak menjadi panpel. Karena PSSI sudah menetapkan kalo Pengurus Persija yg lama dianggap status quo yg berarti tidak berhak membentuk panpel serta PT.

Sementara panpel belum terbentuk, kita juga sudah mencoba melakukan loby ke pihak kepolisian tentang peluang melaksanakan pertandingan di Jakarta tgl 17 Juli nanti. Sejauh ini peluangnya masih 50-50. Jakonline terus berkreativitas. Mereka ngadain lomba futsal terbuka untuk umum. Pesertanya selain the Jakmania, juga datang dari karyawan2, sekolah2 futsal, dan komunitas lain. Acaranya minggu 4 juli kemarin tuntas satu hari. Keluar sebagai juara the Jakmania Revolusi Jakarta Timur. Di final mereka mengalahkan Fakultas Teknik UI. Juara ketiga dipegang oleh Jakmania Kebon Sirih. orang oren emang ga ada matinye...Persija kerepotan nyari tempat latihan. Ragunan udah ga memenuhi syarat. Cilangkap sekarang udah ga boleh lagi. Lebak Bulus banyak yg nyewa. Waduh... ini ibukota negara bukan sih? Kemungkinan kita latihan mulai Selasa ini di lapangan Yon ZIkon Srengseng Sawah. Itung-itung nyamperin suporter Persija di wilayah sana deh. Tapi sewaktu-waktu keputusan ini bisa berubah mengingat perjalanan kesana memakan waktu yg cukup lama.
ditulis oleh Bung Ferry (Asisten Manajer Persija Jakarta)

Senin, 05 Juli 2010

Jak Revolusi Juarai Tournament Futsal JO

JakOnline-Gelar Juara Tournament Futsal “Minggu Ceria” dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Jak Online (HUT JO) ke-9 yang diadakan pada hari Minggu, 4 Juli 2010 diraih oleh Team Futsal Jak Revolusi dan berhak memboyong uang tunai Rp. 3,000,000.- beserta tropy penghargaan dan piagam setelah mengalahkan Team Futsal Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT-UI) yang berhak memboyong uang tunai Rp. 1,500,000.- di peringkat 2 melalui drama adu penalti pada partai Final Tournament ini semalam, Minggu 4/7, sedangkan peringkat ke-3 diraih oleh team Futsal KSB Kebon Sirih yang berhak memboyong uang tunai Rp. 750,000.- setelah menang Walk Out atas team Futsal D’Big Rock yang memutuskan untuk tidak mengikuti partai perebutan tempat ketiga akibat ketidak puasan atas kepemimpinan wasit di partai semifinal saat dikalahkan Team Futsal FT UI melalui drama adu pinalti di lapangan B, sementara gelar top score diraih oleh Team Futsal Jak Revolusi yang berhak mendapatkan uang tunai Rp. 250,000.- untuk melengkapi gelar juara di Tournament Futsal JO kali ini yang diselenggarakan di Pro Arena Futsal Pondok Indah Jakarta Selatan dan uniknya secara kebetulan Jak Revolusi menggunakan Replika Jersey Red Oren Persija sebagai seragam teamnya.

Tournament Futsal JO kali ini mempertemukan 40 team Futsal yang dibagi dalam 2 pool pada lapangan Indoor A dan Lapangan Indoor B Pro Arena Futsal dari berbagai kalangan baik dari Jakmania, Institusi/Perusahaan, Komunitas Supporter, Klub Futsal dan juga Akademi Futsal yang tidak hanya diikuti oleh team Futsal dari Jakarta melainkan kota-kota lainnya diluar Jakarta karena misi dari tournament kali ini adalah mengangkat semangat persaudaraan dan keakraban dengan memperluas networking untuk mengenalkan kegiatan-kegiatan positif Jakmania ke masayarakat luas dimana pada Tournament ini digelar selama satu hari penuh yang berlangsung dengan tempo cukup tinggi mulai dari babak penyisihan Pool hingga di Partai Final sehingga ada beberapa pertandingan yang dibumbui oleh protes dan juga luapan emosi antar pemain seperti tournament lain pada umumnya dan yang menarik adalah pada tournament ini juga di bunyikan Vuvuzela, terompet khas Piala Dunia 2010 yang dibawa langsung dari Afrika Selatan untuk memeriahkan suasana tournament.

Semoga kedepan Jak Online bisa kembali menyelenggarakan kegiatan kreatif lainnya untuk lebih memperkenalkan kegiatan positif Supporter Persija ke masyarakat luas sekaligus mengubah image negative supporter Persija yang selama ini di “blow up” oleh beberapa media nasional, tidak lupa juga Jak Online mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan partisipasi semua pihak dalam mensukseskan kegiatan ini termasuk dari Pro Arena Futsal sebagai venue tournament ini, Radio Bola, Bambang Pamungkas Foundation, Bung Ferry, Leo Saputra, Amira Kareem, Pengurus Pusat Jakmania, para sesepuh JO, dan All Crew JO yang sudah memberikan apresiasi serta dedikasi yang sangat tinggi atas suksesnya tournament ini.(JO)

Indonesia Masuk 3 Besar 'Best Supporter'

Banyak yang bilang kalau supporter adalah pemain ke 12 dalam suatu tim Sepak bola. Hal ini memang bukan tanpa alasan, karna supporter adalah elemen yang selalu memberikan suntikan semangat dan motivasi bagi para pemain yang sedang berlaga. Oleh karna itu maka tak heran jika kemenangan suatu tim biasanya lebih banyak diraih di kandang sendiri.
Para supporter sepak bola itu sangat total dalam mendukung tim kesayangan mereka, bahkan tak jarang ada yang sampai mau berkorban nyawa hanya untuk mendukung tim kesayanganya. hampir semua supporter di seluruh dunia ini pasti mempunyai rasa loyal dan fanatik, tapi tahukah kamu supporter dari negara manakah yang mendapat predikat sebagai supporter sepak bola paling fanatik,?
berikut adalah daftar 10 supporter sepak bola paling fanatik di Dunia (urutan dari Teratas) :

1.Inggris
Tak dapat dipungkiri lagi, Inggris lah negara dengan suporter paling fanatik di Dunia. para Supporter tak henti-hentinya menyanyikan lagu kebangsaan tim mereka sepanjang 90 menit untuk mendukung tim mereka. Bahkan di tingkat negara, Hooligan Inggris juga dikenal sebagai supporter paling fanatik. rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 99%. Dan basis supporter fanatik di Inggris adalah Liverpool dan Manchester United

2.Argentina
Loyalitas supporter Argentina dalam mendkung tim idola mereka memang tak perlu diragukan lagi. para supporter sudah menganggap kemenangan tim sebagai harga mati. maka tak heran jika mereka selalu total dalam mendukung tim mereka untuk memperoleh kemenangan. sama seperti Indonesia, di Argentina juga banyak terjadi perkelahian antar supporter yang menyebebkan korban jiwa. Tingkat rata-rata kepadatan stadion bise mencapai 97%. Basis suporter fanatiknya adalah River Plate dan Boca Junior

3.Indonesia
Boleh dibilang, inilah salah satu negara yang paling banyak menelan korban tawuran antar supporter di liga sepakbola. Rasa fanatisme yang berlebihan ini kadang justru berdampak negatif. Bahkan franz Beckenbauer pun sampai kaget setelah melihat video tawuran supporter Indonesia. Ia mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai supporter terloyal. Dan hal itu dibuktikan dengan tingginya angka rata-rata kepadatan stadion di indonesia yang bisa mencapai 96 %. Basis supporter fanatik Indonesia adalah Persija, Arema, PSIS, Persipura, dan Persis Solo.

4. Brazil
Negara yang dikenal sebagai pemasok pemain sepakbola terbesar di Dunia ini adalah salah satu negara yang mempunyai supporter sepakbola yang fanatik. sudah tak terhitung berapa nyawa yang melayang karna tawuran antar supporter di liga Brazil. supporter Brazil dikenal sangat loyal pada tim. rata-rata kepadatan Stadion bahkan bisa mencapai 93%. Basis supporter fanatiknya adalah Sao Paolo FC

5.Italia
Di Italia, fanatisme supporter memang sangat tinggi. supporter italia dikenal sebagai supporter yang keras, bahkan hampir tiap klub mempunyai supporter garis keras (ULTRAS), yang biasanya selalu total dalam mendukung tim. rata-rata kepadatan stadionpun mencapai 93%. basis supporter fanatiknya adalah Roma, Juventus, serta Milan dan Inter Milan

6.Mexico
Salah satu kekuatan sepakbola benua amerika ini memang dikenal mempunyai banyak supporter fanatik. dan salah satu yang unk dari mereka adalah mereka selalu menampakkan identitas ke-Mexico-annya dalam mendukung tim kesayangan mereka. rata-rata kepadatan stadion mencapai 90%. Basis supporter fanatiknya adalah Chivas Guadalajara

7.Belanda
Gaya sepak boal Total Football yang diterapkan di Belanda ternyata juga diimbangi dengan dukungan dukungan supporter sepakbola belanda yang sangat Total. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata kepadatan stadion yang mencapai 89%. dan Basis supporter fanatiknya adalah Ajax Amsterdam

8.Spanyol
Sebagai satu dari tiga negara utama sepak bola eropa, spanyol mempunyai tim-tim yang tangguh dan berkualitas, rivalitas yang tinggi antar tim juga berimbas pada makin meningkatnya tingkat loyalitas antar supporter tim. rata-rata kepadatan stadion di spanyol mencapai 87%. basis supporter fanatik di spanyol adalah valencia, Barcelona, Real Madrid, dan atletico Madrid.

9.Jepang
Semenjak sukses menyelenggarakan piala dunia 2002, animo masyarakat pada pertandingan sepakbola di jepang meningkat tajam. hal ini dibuktikan dengan adanya kenaikan rata-rata kepadatan stadion dari 80% menjadi 86,6%. Supporter jepang yang paling dikenal fanatik adalah supporter tim Gamba Osaka, mereka terkenal sebagai supporter yang berani mati demi untuk mendukung super Gamba.

10.Jerman
Salah satu negara dengan sepak bola yang maju ini mempunyai banyak supporter yang sangat fanatik. Banyak supporter yang rela untuk berpetualang berkeliling negara jerman hanya untuk mengikuti tour musiman tim idola mereka. tingkat loyalitas mereka sangat tinggi, bahkan presentase rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 85%. basis supporter fanatik Jerman adalah Bayern Munich dan Hertha Berlin Uu
Powered by Blogger