Di Desa Saya di kota Cilacap, bermain bola sudah menjadi ‘hukum wajib’ anak-anak setiap sore, entah itu bermain di lapangan, di tengah jalan bahkan di depan halaman rumah orang. Waktu itu Saya juga ikut (saat masih duduk di bangku SMP), walaupun sering di remehkan teman-teman karena perempuan, toh Saya tetap ikut saja. Waktu itu Saya selalu memilih menjadi penjaga gawang karena Saya suka posisi itu. Suatu ketika teman sepermainan Saya bertanya, “Siapa penjaga gawang Indonesia kesukaanmu?” lalu Saya jawab “Bambang Pamungkas dong” (terlintas nama Bambang Pamungkas karena Bapak Saya sering menyebut namanya saat berdiskusi dengan tetangga masalah Sepakbola Indonesia), kemudian teman Saya nyeletuk “Emangnya Bambang Pamungkas penjaga gawang?”. Kemudian teman-teman Saya langsung tertawa dan Saya hanya tersipu malu.
Saya penasaran dengan sosok Bambang Pamungkas. Sejak saat itu Saya ingin mengenal Bambang Pamungkas lebih jauh, dari mana asalnya dan bermain di klub mana, Saya pokoknya jadi mau tahu semua tentang Bambang Pamungkas, padahal saat itu Saya tidak tahu siapa dia sebenarnya, apalagi tentang The Jakmania. Maklumlah, karena teknologi informasi di desa Saya belum selengkap di kota-kota besar. Tapi saat itu Saya benar-benar jatuh cinta dan dari ketidaktahuan itulah awal Saya mulai belajar mengenal team berjuluk Macan Kemayoran, Persija. Rasa penasaran dan keinginan untuk bisa menonton Persija live, melihat Bambang Pamungkas dan bergabung dalam satu komunitas Pecinta Persija (The Jakmania) yang menjadi salah satu dari sekian mimpi Saya akhirnya terwujud. Tahun 2009 adalah tahun pertama kali Saya bisa menyaksikan pertandingan Persija live di SUGBK dan berkumpul dengan ribuan The Jakmania, tepatnya tanggal 20 Desember 2009 saat Persija menghadapi Pelita Jaya (1-1), bahkan Saya masih menyimpan potongan tiket nonton dan syal Persija yang pertama kali Saya beli di Stadion sampai sekarang :D .
Selain pemain-pemain yang hebat, yang membuat Saya mencintai Persija adalah The Jakmania. Bicara tentang The Jakmania tidak akan pernah ada habisnya. Saya sedang tidak ingin membahas hal-hal negative tentang The Jakmania yang sering di beritakan media, bukan karena Saya egois tapi Saya ingin menunjukan kepada masyarakat khususnya Jakarta, sisi positif The Jakmania. Salah satunya, The Jakmania adalah Supporter Favorite dalam Sepak Bola Award – ANTV 2003 (Sumber:Wikipedia Bahasa Indonesia) dan Supporter Terbaik dalam Liga Indonesia 2008 (Sumber: Wikipedia Bahasa Indonesia). Kompak, kekeluargaan dan semangat yang tidak pernah padam mendukung team kesayangan baik kandang maupun tandang juga sederetan kata-kata yang pantas menggambarkan The Jakmania. Namun pujian ini jangan membuat kita lupa daratan, justru menambah motivasi kita untuk lebih baik lagi dari musim ke musim, belajar dari kesalahan dan tidak gampang terprovokasi. Pelan tapi pasti, mari terus tanamkan image positif dan tunjukan kepada mereka yang mencibir The Jakmania kagum dengan prestasi dan aksi-aksi kreatif kita.
Itulah sedikit cerita dan pandangan tentang The Jakmania. Bagi Saya pribadi, ada kepuasan tersendiri saat menanggalkan seragam kantor dan menggantinya dengan baju berlambang Persija dan syal menghiasi leher. Bernyanyi, berjoget memberi semangat macan bertanding, bersorak bahagia ketika pemain berhasil mencetak gol dan mengeluarkan segenap tenaga untuk membuat ‘macan bangun’ ketika lawan berhasil lebih unggul. Semua sangat menyenangkan dan segala beban pekerjaan terasa hilang. Ya, dari sandal jepit sampai sekarang mengenakan High heels, menjadi bagian Persija adalah mimpi yang menjadi kenyataan, mungkin bukan sebagai pemain (apalagi menjadi penjaga gawang :p ) atau crew team Persija tapi menjadi satu di antara ribuan The Jakmania adalah sebuah ketetapan hati. Sampai kapanpun Saya tetap The Jakmania. (Chasanah)
Kamis, 26 Januari 2012
Dari Sandal Jepit sampai High heels (Saya tetap The Jakmania)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar