Kamis, 26 Januari 2012

DUKUNG & JAGA PERSIJA KITE!

Persija.. Apa sih yang bakal terbesit dipikiran lo semua begitu mendenger kata Persija? Persija.. Sebuah klub besar yang telah lama berdiri di kancah sepakbola nasional dan salah satu klub yang ikut mendirikan sebuah organisasi sepakbola di Indonesia atau biasa disebut dengan PSSI. Bagi masyarakat Indonesia umumnya, mungkin mereka tidak begitu respek saat mendengar kata Persija, karena mungkin bagi mereka, Persija hanyalah sebuah tim sepakbola lokal yang bertabur bintang namun tak juga menghasilkan gelar Juara, karena sejak 2001 silam tak ada satupun Piala yang mampir di Ibukota Indonesia tersebut.
                 

Namun begitu lo tunjukkan kata Persija ke anak-anak The Jakmania mereka langsung berujar.. “Persija Sampe Mati”, “Persija Kebanggan Gue” bahkan hingga “Persija Pacar Gue!” dan lain hal sebagainya, itu jika lo tunjukkan kata Persija ke anak The Jakmania. Nah, sekarang lo tunjukkan kata Persija ke warga Ibukota yang notabene home bass Macan Kemayoran, julukan Persija, apa pendapat atau statement yang keluar dari warga Ibukota tersebut? Mulai dari mereka kalangan bawah yang berpenghuni di pinggir-pinggir rel kereta, hingga mereka para bisnismen bisnismen yang setiap hari mondar mandir di Ibukota dengan mobil mewahnya tersebut, apa statement yang keluar dari mulut mereka? Gua yakin lebih dari setengah nya bakal berstatement negatif tentang Persija! Mereka bakal berpendapat, “ah Persija.. ga pentinglah, main biasa aja, supporter nya rusuh, bikin Ibukota macet aja!”.. Gua yakin banyak banget warga Ibukota yang berstatement negative tersebut! Padahal mereka gak sadar, dimana mereka sekarang ini tinggal?! Dimana mereka mencari nafkah?! Dimana mereka membesarkan anak-anaknya?! Dimanaaa?! Di Ibukota… digarisbawahi, di Ibukota Indonesia, Jakarta!

Dari 15 jutaan penduduk Ibukota ditambah para kota2 pendukungnya atau biasa disingkat Jabodetabek kemana para pecinta Persija itu? Dari jutaan manusia tersebut mengapa sampai GBK yang berhomebase 80rb tempat duduk tersebut terlihat kosong melompong? Rata-rata hanya 20-30 ribuan Jakers (sebutan pecinta Persija) yang hadir di Stadion secara langsung mensupport tim Persija saat berlaga. Memang sih, jika dibandingkan stadion lain, GBK terlalu besar untuk ukuran tim lokal, karena GBK dahulu juga hanya dipakai saat timnas Indonesia berlaga atau saat Final kejuaran di Indonesia saja dan saat ini kebetulan Stadion yang memadai di Jakarta “hanya” GBK saja maka management Persija pun mengontrak Stadion tersebut selama beberapa tahun ini dan kedepannya nanti. Kembali ke permasalahan kosongnya tribun GBK tadi, adakah solusi yang pas bagaimana GBK bisa seperti lautan oren saat Persija berlaga? Adakah solusi yang pas? Mengapa saat Timnas Indonesia berlaga seakan-akan warga Ibukota “baru” membuka matanya untuk datang ke Stadion? Mengapa tak saat Persija yang berlaga? Mengapa?

Mungkin titik awal permasalahan nya karena mereka para Jakartans (sebutan untuk para warga Jakarta) berasal dari berbagai macam suku dan kebanyakan yang memenuhi Jakarta itu justru para pendatang dan kaum kaum urban, oleh karenanya tidak ada rasa cinta mereka terhadap tim Persija itu sendiri, yaa walaupun mereka beraktivitas setiap harinya di Ibukota. Kedua, mungkin kurangnya sosialisasi antara management Persija itu sendiri dengan para warga Ibukota atau bahkan Jakmania, pendukung setia Persija. Adakah website tim Persija? Bagaimana the Jakers bisa mengetahui waktu dan jadwal pertandingan Persija? darimana? Mungkin jawabannya.. hanya dari website-website pendukung atau komunitas Persija seperti Jak Online dan dari iklan di TV lokal Indonesia. Manegement tidak berinisiatif untuk mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat Jakarta tuk mendukung Persija. Solusinya, mungkin management bisa berinisiatif membuat banner-banner atau spanduk seperti : Yuk.. Kita dukung Persija”, “Yuk.. Kita support Persija di Stadion”, yang nantinya banner atau spanduk tersebut disebar di seluruh penjuru kota Jakarta, yang tujuannya tentu, untuk mengajak para Jakartans datang ke Stadion tuk mensupport Persija. Ya, itu hanyalah sebuah solusi kecil untuk bersosialisasi kepada para Jakartans, dari belum adanya website resmi dari tim Persija itu sendiri.               

Sebenarnya banyaklah cara cara yang dapat dilakukan agar saat Persija tanding di GBK suasana Stadion bisa bergumuruh dan menciptakan atmosfer yang “merinding” bagi para lawan, tercatat saat ini hanya 2 partai kandang saja yang banyak dipenuhi the Jakers, yaitu saat Persija vs Persib dan Persija versus Arema Indonesia, saat pertandingan lainnya? Sepi melompong..   

Namun, tak hanya itu saja yang dapat dijadikan acuan masalah dalam mendukung Persija. Yang menarik disini, yang bakal gua bahas adalah tentang kebanggan warga Jakarta menyebut dirinya “Gue Anak Jakarta”, bangga akan kota asalnya yaitu Jakarta! Mantan pentolan Jakmania pernah berujar.. “Ada gak sih warga Jakarta yang bangga menyebut dirinya Gue Anak Jakarta? Ada gak sih?! Ada.. Namun itu “hanya” The Jakmania”, Yap.. hanya The Jakmania, yang lain? Ah tak mungkin.. Contoh kecilnya gini, coba lo ke kampus-kampus saat masuk sesi pengenalan, mereka orang-orang Medan, Yogjakarta, Malang, Bandung bahkan Papua akan merasa bangga berasal dari kota asalnya tersebut. Namun.. mereka para anak Jakarta, tidak ada yang merasa bangga terhadap kota asalnya! Tidak ada! Disinilah yang harus dicatat..
Kecintaan mereka terhadap Jakarta saja dipertanyakan?! Bagaimana mereka mau mendukung Persija, sebagai klub lokal Jakarta?!

Berbicara tentang Jakartans.. Sebenarnya ada salah satu pemain Persija yang patut dicontoh tentang kecintaannya terhadap Jakarta, loyalitas nya terhadap Persija tim Ibukota, kita bisa mencontoh sosok tersebut, bahkan bagi sosok ini.. Kota Jakarta sudah menjadi bagian hidupnya yang tak terpisahkan, karena hampir setengah hidupnya menikmati lika-liku kota Jakarta. Siapakah sosok tersebut? Yap benar sekali.. Bambang Pamungkas atau yang biasa disebut Bepe, kapten Persija saat ini. Bepe adalah orang asli Salatiga, salah satu kota di Jawa Tengah sana, beliau lahir disana dan memulai mengolah si kulit bundar dari kota asalnya itu. Namun saat usianya menginjak 19 tahun, beliau meninggalkan Salatiga dan mulai berpetualang untuk menjadikan dirinya sosok Striker yang menakutkan. Bepe, di usia tersebut sudah terbang ke Belanda dan German untuk menimba ilmu, hingga akhirnya dia memulai debut sebagai professional pertama kali di tim Ibukota, Persija Jakarta! Bahkan puncaknya, saat Bepe masih berusia muda, dia sudah dipercaya mengisi pos Striker di tim Macan Kemayoran, hasilnya.. sungguh Luar Biasa! Persija mampu menggapai Juara Liga Indonesia untuk pertama kalinya di tahun 2001, di Final tersebut Bepe menyumbang 2 Gol dan memastikan Piala Presiden kembali ke tempat yang memang harusnya berada, Ibukota Indonesia, Jakarta!
                                   
Hingga saat ini memasuki kepala 3, Bepe masih membela tim Persija walaupun beliau pernah pindah ke tim lain, namun bukan ke klub lokal Indonesia melainkan  ke klub Negara tetangga Malaysia, Selangor FC. Bepe pernah berkata.. “ Gua bukannya ga mau pindah dari Persija, tapi gua ga bakal sanggup untuk menjadi lawan Persija saat bermain tandang di Lebak Bulus dengan riuhnya suasana Oren The Jakmania” Itulah sepenggal kalimat Bepe yang menunjukkan betapa cintanya beliau terhadap Persija, The Jakmania dan Jakarta itu sendiri, sosok Jakartans yang patut kita jadikan contoh yang luar biasa.. sekali lagi, Loyalitasnya terhadap Persija, Kecintaannya terhadap Jakarta patut kita acungkan Telunjuk! Eh salah… Jempol! Semoga hingga beliau pensiun hanya tim Jakarta yang beliau bela.

Kembali kebahasan diatas tadi, mengapa yah warga Jakarta tak peduli terhadap tim lokalnya sendiri.. hm, padahal banyak para Jakers jauh disana yang begitu mencintai Persija. Contohnya adalah mereka para “Jak Outsider” atau yang dimaksudkan adalah para Jakmania yang berdomisi diluar kota Jakarta, bahkan ada yang sampai ke Jepang! Di salah satu FP Facebook mereka menyebutnya sebagai Jak Japan, Luar Biasa! Mereka begitu cinta terhadap Persija walaupun mereka tidak tinggal di Ibukota.   

Inilah yang harus dijadikan contoh, mereka rela mengeluarkan biaya lebih saat menonton Persija di GBK, mereka rela mengobarkan nyawa saat mereka diperjalanan menuju Stadion hanya untuk mendukung tim Persija! Ironis.. di Jakarta hanya segelintar orang yang loyal terhadap Persija, sisanya? Cuek, bodo amat atau hanya datang ke Stadion namun berjoget ria, pacaran dan lain hal sebagainya, sungguh ironis.
Di paragraph terakhir gua cukup dapat tersenyum lebar, karena gua dapat melihat “kualitas” jati diri Supporter The Jakmania.. Mengapa? Pertama, karena mereka kreatif! Sudah berapa puluh lagu mereka buat tuk mendukung perjuang Bepe cs dilapangan? Tak jarang lagu- lagu tersebut malah “dijiplak” para supporter lain. Loyalitas, nah untuk masalah ini gua sendiri masih belum bisa dikatakan loyalis, karena gua sendiri belum dapat selalu dateng ke Stadion tuk mendukung Persija. Namun disini kan juga perlu banyak perbincangan tentang apa sih kata loyalitas itu? Sering gua jumpai tulisan-tulisan menarik tentang loyalitas di forum-forum ataupun jejaring sosial, namun bagi gua secara umum mereka (The Jakmania) sudah sangat bisa dikatakan “Loyal” terhadap Persija! Kemanapun Persija berlaga pasti ada the Jakers disana, tak terkecuali di Bandung, Pekanbaru, Malang.. mungkin hanya di Papua saja yah yang tidak ada Jakers hehe itupun masih mungkin. Sekian tulisan gua tentang Persija, Jakarta dan The Jakmania.

Diakhir tulisan, gua cuman berharap lo semua khususnya para Jakartans bisa mendukung Persija sepenuh hati sesuai batas kemampuan lo! Because.. This is Jakarta, Jakarta is Persija! kalo bukan kita yang mendukung Persija siapa lagi coba? Terbesit sepenggal lirik lagu dari Orkes Biang Kerok diakhir tulisan gua ini..
Ayo The Jak Dukung Persija ..
Pantang Mundur Dukung Persija ..
Tandang Kandang Dukung Persija, “Loyalitas” Kita! ..
Ku Disini Hanya Untukmu ..  Ku Bernyanyi Tuk Mendukungmu..
Kuluangkan Semua Waktu, PERSIJA I LOVE YOU :) . (Syauqi Abdurrohman)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Powered by Blogger