Kamis, 26 Januari 2012
KAMI TETAP BANGGA
Banyak dari para pendatang pernah berkata : “Suatu saat nanti aku akan ke Jakarta karena disana ada segalanya”
Lebih dari 9,041 juta jiwa dengan luas daratan 661,52km2, ibu kota Jakarta menjadi kota impian untuk mereka yang ingin merubah hidup atau sekedar berliburan. Lebih dari 170 pusat perbelanjaan dan lebih dari 20 tempat rekreasi ada di Jakarta. Berbagai suku, etnis, agama dan ras berkumpul menjadi satu di Jakarta, membuat masyarakat asli Jakarta tergusur secara perlahan dan membuat mereka harus lebih berjuang untuk tetap bertahan di tanah kelahiran.
Namun, hidup dikota Jakarta memang tidak seindah seperti yang di bayangkan. Macet yang seolah sangat mesra dengan Jakarta, selalu menjadi cacian dan makian. Mereka tidak pernah menyadari, harusnya mereka sangat berterima kasih pada Jakarta. Meskipun macet, banjir dan lainnya tetaplah Jakarta tempat untuk mereka mencari nafkah, pendidikan dan kehidupan.
Suku, etnis, agama dan ras menjadi satu di Jakarta bukan karena pusat perbelanjaan, bukan karena tempat hiburan malam, namun karena sebuah kebanggaan PERSIJA JAKARTA. Tim sepak bola asal Jakarta yang dulu bernama , Voetbalbond Indonesish Jacatra yang didirikan pada 28 november 1928 menjadi symbol kebanggaan untuk Jakarta. Bukan hanya penduduk Jakarta yang menjadi kan PERSIJA JAKARTA sebagai kebanggan namun banyak penduduk luar Jakarta yang juga menjadikan PERSIJA JAKARTA sebagai kebanggaan .
Akan tetapi hidup di kota besar bagai hidup di sebuah kotak, kotak-kotak yang memisahkan tempat antara si kaya dan si sederhana. Si kaya yang seolah berkuasa di Jakarta dan memiliki segalanya untuk menikmati gemerlap nya ibu kota. Namun, si sederhana sangat malu untuk menikmati gemerlap nya ibu kota hanya dapat merasakan indah nya Jakarta saat tim kebanggaan ibu kota berlaga.
Caci-maki, seolah sudah menjadi konsumsi ketika para The Jak Mania berjalan menuju stadion untuk mendukung PERSIJA. Mereka para kaum layar kaca yang selalu menganggap supporter local sebagai supporter yang norak dan tidak sehebat mereka (kaum layar kaca).
Mereka kaum layar kaca tidak pernah mengerti bagaimana kami (The Jak Mania) begitu sangat mencintai dan bangga pada PERSIJAJAKARTA. Mereka kaum layar kaca lebih bangga dan cinta kepada sesuatu yang sebenernya semu dan tidak dapat mereka rasakan, karena bagi mereka klub di eropa sana lebih hebat dari klub local yang berada di Indonesia.
Tanpa mereka sadari, sebenarnya mereka sangat salah jika menganggap kami (The Jak Mania) sebagai supporter yang norak karena mendukung liga local. Harusnya mereka sadar bahwa mereka lebih norak dari pada kami. Karena sesungguhnya “ supporter sepakbola adalah mereka yang berada di tribun stadion dan bukan mereka yang berada di depan layar kaca”
Sebuah kebanggan yang tidak bisa digadai dengan uang, sebuah kecintaan yang lebih dari kemesraan itulah PERSIJA JAKARTA. Ketika mereka lebih memilih beradu mulut dan beradu fisik ketika berada didepan layar kaca, kami lebih memilih menangis dan tertawa bahagia ketika berada di tribun stadion.
Terima kasih JAKARTA kau memang baik sekali , kau menerima semua pendatang meskipun terkadang kau diancam, dimaki, dan dicaci. Namun, yang pasti bagaimanapun kamu JAKARTA kau telah menjadi kebanggan bagi kami. JAKARTA, PERSIJA dan JAKMANIA adalah satu dan semua ini adalah KEBANGGAAN!
Satu Jakarta Satu, Satu Persija satu, karena yang lain Cuma ngaku-ngaku.
“ PERSIJA bukan karena gaya, trend atau sok nasionalis namun ini semua karena Kata Hati, Kebanggaan dan Sangat Nyata! “ (Chandra Bagus Sugiarto)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar