Gw bukan orang yang bisa menulis, apalagi curhat,
tapi gw akan coba cerita dan berbagi beberapa kejadian yang gw ingat
sekali lagi di tegaskan hanya yang gw ingat yang sangat mempengaruhi
hidup gw selama ini terkait Persija & The Jakmania.
Gw
anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara, banyak aturan-aturan
dirumah seperti anak perempuan pada umumnya, gak boleh ini, gak boleh
itu, takut baginilah, takut begitulah.. bla..bla..bla… namun pada
dasarnya dari kecil gw memang anak rumahan, paling males yg namanya
keluar rumah. Sampai akhirnya gw kenal sama yang namanya Persija,
mungkin nyokap gw saat itu menganggap anak perempuannya berubah jadi
monster. Hampir setiap jadwal pertandingan semenjak pukul 7 pagi baju
Persija sudah berantakan keluar dari lemari pakaian padahal kick off
masih 8 jam lagi, dan tidak semudah yang kalian pikirkan saudara-saudara
untuk gw keluar rumah nonton Liga Indonesia yg sudah sangat tertanam di
otak seluruh masyarakat negeri ini klo Sepak Bola kita itu rusuh. Putar
otak kesana kesini, spak spik iblis pura-pura baik sama nyokap, dia
kecolongan gw ngacir dan kembali pulang kerumah berubah kembali menjadi
peri yang cantik, baik hati, duduk manis dan di sayang-sayang (baca di
garuk pke garpu) berulang kali terus, terus, terus, dan teruuss begitu.
Kejadian
yg masih buat gw nyengir klo diingat sampe hari ini adalah, ketika tour
tandang ke Semarang PSIS vs Persija, izin anak manis ini adalah ke
Puncak, Jawa Barat. Waktunya pertandingan… ciyeeeehhh gw muncul di TV
*tega bener dah oom cameraman* terkuaklah akal busuk wanita ini, jangan
dibayangkan apa yg terjadi dirumah, mungkin anda tau ….
Tour
Jogja, disinilah awal permulaan gw merasa kuat, gw gak manja, gw bisa,
dan gw tau Dunia itu kejam… setelah puasa gak jajan dan malak sana-sini
cuma buat nonton bola, sisanya Rp.15.000 itupun sudah berikut ongkos ke
Stn. Senen, plus ditipu tukang Becak Malioboro, apa ?.. jangan Tanya
nyokap gw, dia gak tau anaknya ada dimana… entah bagaimana caranya gw
bisa bertahan hidup sampai hari terakhir di Stn. Lempuyangan lapar, ‘gak
ada uang, lengkap sudah. Namun ada seorang kawan sesama The Jakmania
dia bilang baru mampir kerumah neneknya dan dibawakan bekal, yg paling
luar biasa ditawarkan pula ke gw ….. ‘gak nolaaakkk, gw panggil 3 kawan
laki-laki yang senasib, ya laki-laki, karena perempuan masih bisa
dihitung 5 jari. itu nasi bungkus paling nikmat pertama kali selama gw
hidup yg pernah gw makan. Tibalah dirumah… entah malaikat mana yang
ngasih tau nyokap tentang kepergian gw ke Jogja, mama say dengan muka
yang pura-pura melas “Kenapa gak bilang, bukan apa-apa, kamu kan belum mama kasih uang, coba klo kamu bilang mama pasti tambahin jajannya”…
beuuuuhhhh Tipuuu… gw tau nyokap bohong cuma berdalih dibalik uang
jajan, andai dari awal dia tau jangankan ditambahin yang ada gw
dipasung.
Berfikir….berfikir.. terus berfikir bagaimana
caranya dapet SK bebas nonton bola, spik-spik iblis merayu sudah, gak
minta uang saat pertandingan sudah, pura-pura rajin dirumah juga sudah.
Akhirnyaaaaa… “maaahh, ikut ke lebak bulus yuk, nntn Persija” … tak
disangka tak diduga “ayo” \:d/.. sekali dua kali biasa aja, kesekian
kali nntn Persija di Lebak Bulus… jiaaaahh masuk kantor polisi ikut
terlibat tersangka tawuran 4 angkot dan 1 metromini di margonda raya…
kebetulan hari itu nyokaplah yang paling tua, dan wajib menyerahkan KTP
ke polres depok sebagai jaminan anak-anak The Jak. (sekedar
pemberitahuan, Adik laki-laki gw yang duduk di TK A pun ikut masuk
polsek *adik yang pintar ) … tidak lama Abang gw yang paling ganteng
sekebon kelapa sawit datang bersama kawannya untuk mengurus kita. Sumpah
gw gak dimarahin, gw gak dilarang lagi nntn bola, tengah malam rumah gw
penuh tawa , denger cerita kita semua ke Bokap. Ditambah kelucuan adik
gw yg kecil ikut cerita tentang yg dia alami tadi si Abang ini begini,
abang yg ini begitu … sekarang dia udah STM, sumpah gak lucu lagi,
cuuiihhh… dan tengah malam itu pula sopir angkot datang kerumah minta
ganti rugi karena kap mobilnya rusak dinaikin anak-anak :P … :ngacir:
pura-pura tidur…
Itulah sedikiiiiiiit cerita yang pernah
gw alami, buat gw pribadi Persija adalah jembatan yang mempertemukan gw
dengan para The Jakmania , cerita kehidupan nyata yg gw lihat pada
mereka dari berbagai profesi juga menambah pembelajaran hidup menatap
dunia. Dulu gw sama seperti kalian *yang ngerasa* , banyak hal-hal yang
ditinggalkan demi Persija termasuk sidang skripsi, tapi gw berfikir,
jika Persija adalah seseorang yang gw sayang, pasti dia gak mau gw jadi
orang gagal. Atas keyakinan dalam hati, gw tulus mencintai Persija tapi
gw gak boleh meninggalkan kewajiban sebagai mahkluk sosial, gw butuh
pendidikan, gw butuh pekerjaan, dan masih banyak yang gw butuhkan untuk
bekal hidup .
Sampailah saatnya gw paling malas
membicarakan laki-laki (- -‘) baiklah, Dalam memilih laki-laki gw sangat
selektif itupun semua karena The Jakmania dan didukung dengan kampus gw
Universitas Bung Karno, tempatnya para laki-laki veteran STM bermental
tawuran bernaung. Berkawan dengan ribuan laki-laki yang keras, bernyali
besar, sering berada di tengah-tengah konflik tawuran membuat gw tau
betul apa isi kepala mereka itulah salah satu yang membuat gw memandang
laki-laki diluar sana “lemah” ketika mereka sok manis, sering mengeluh,
dan banyak bergaya dengan harta orang tuanya. Terlepas lagi ketika gw
bertemu Shanaz, perempuan berkebangsaan Colombia saat perjalanan dari
Vietnam menuju Siamp Reap (salah satu kota di Kamboja) … ya, 14 jam gw
ngobrol dr duduk, tiduran, sampe jungkir balik di bus dan salah satu
obrolan shanaz yg cukup menarik adalah “Klo lo mau lihat sejauh mana
seorang laki-laki bertanggung jawab dan pantas dijadikan suami, lo
harus ajak dia pergi jauh dari rumah dimana gak ada orang yg kalian
kenal minimal 1 bulan berdua” dan saat yg sama dia memang sedang melakukan misi terhadap pacarnya. Ucapan shanaz sekaligus contoh di depan mata “lo
liat kan, masukin tas ke bagasi aja harus gw, beli tiket bus, mengatur
perjalanan gw juga, Cuma gw suruh jagain tas aja, malah dia titip sm lo,
dia cuma foto-foto, tapi nilai plusnya ketika gw habis akal dialah
yang berusaha menyelesaikan masalah ”
Mengingat
Budaya kita tercinta ini, jangankan 1 bulan, 1 haripun pulang pagi sama
laki… WOW… apa kata tetangga. Namun kembali lagi saudara-saudara,
karena otak gw punya –sesuatu- yg diasah oleh para The Jakmania entah
apalah itu, gw akan coba caranya Shanaz yg brilian, ini masa depan gw,
yg jalanin gw, yg ngerasain gw, demi mengetahui sifat asli dan cara
menanggulanginya serta demi mendapatkan ayah yang luar biasa untuk
anak-anak gw ehemm… Hidup Shanaz, doa’in semoga emak gw yg tersayang
gak nyambit asbak.
Ini memang belum waktunya, namun Sejak 1 tahun
lalu gw sudah mulai befikir akan karier, dan menikah, bukan Cuma
sekedar menikah, namun menabung mempersiapkan pondasi dasar untuk
pendidikan dan kesehatan anak-anak gw kelak mulai dari sekarang. Persija
semangat hidup gw, The Jakmania lebih dari itu walaupun sekarang banyak
bermunculan komunitas dan berbagai konflik, buat gw The Jakmania tetap
The Jakmania yang telah mengajarkan gw banyak hal, yang membuat gw
memiliki pemikiran nyeleneh dan realistis, yang membuat gw menjadi
berani, dan membuat gw masih bisa tertawa ditengah-tengah tawuran sampai
disambit batu dari luar kereta.
….dan waktunya akan datang.
Adik-adikku
tersayang jangan salah kaprah ya, tetap sekolah/kuliah… jangan
keseringan bolos Persija bilang dia sayang sama kalian …. Biar bisa
kerja punya uang banyak dan nonton Persija naek Pesawat …
Sabtu, 04 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar