Tulisan ringan melihat kenyataan laga home Persija
yang harus di gelar di luar Jakarta. Persija untuk kesekian kalinya,
klub sepakbola asal ibu kota Negara ini harus menjalani laga home coret.
Kali ini dua pertandingan yang statusnya “laga home” akan dilangsungkan
di kota Yogyakarta, tepatnya di Stadion Mandala Krida.
Pertandingan
tersebut adalah pertandingan yang cukup seru, lawan yang akan dihadapi 2
team asal papua Persiwa Wamena dan Persipura Jayapura. Bahkan,
pertandingan melawan Persipura bisa dibilang sebagai laga Big
Match.Pepindahan venue pertandingan ini terpaksa dilakukan dikarenakan
stadion yang menjadi Home Base Persija yakni Stadion Utama Gelora Bung
Karno, sedang mengalami renovasi. Renovasinya sendiri sudah memakan
waktu hampir sebulan ini.
Kejadian ini bukan cuma sekali atau dua
kali terjadi. Sudah sering dan terjadi karena beberapa faktor. Mulai
dari faktor teknis kelayakan stadion, sampai issue keamanan, bahkan
kadang Persija harus mengalah demi acara suatu musik, partai politik
atau seorang petingggi tanah air. Menjadi sebuah polemik manakala
perpindahannya, bukan hanya stadion. Tetapi juga kota tempat
berlangsungnya pertandingan tersebut. Sering kita melihat pertandigan
Persija diselenggarakan di stadion-stadion yang berada di kota lain,
contohnya Solo, Yogyakarta, Malang.
Mengoper pertandingan ke kota
lain, otomatis menambah anggaran untuk tim, biaya transportasi
bertambah, belum lagi untuk penginapan. Tidak hanya bagi Persija, tapi
tim yang harus melawan Persija. Apalagi bila tim tersebut berasal dari
kota yang tidak memiliki akses langsung menuju kota pengganti, otomatis
beban perjalanan mereka bertambah. Begitu juga dengan supporter. Banyak
yang mengurungkan niat untk mendukung Persija secara langsung
dikarenakan keterbatasan biaya maupun waktu perjalanan untuk bisa hadir
di stadion.
Situasi seperti ini menimbulkan pertanyaan, dimana
sebenarnya home base Persija? Kenapa tidak di Stadion Lebak Bulus yang
sama-sama Jakarta? Kenapa harus dioper ke kota lain? Bukankah Persija
itu akronim dari Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta? Miris, ketika
kita sadari bahwa klub yang membawa nama Jakarta harus mengalami situasi
seperti ini. Menyewa stadion dikarenakan tidak memiliki stadion
sendiri, dan stadion yang disewa merupakan stadion yang status
pengelolaannya berada di bawah KEMENSETNEG (Kementrian Sekretariat
Negara) , bukan Pemda DKI Jakarta.
Sementara, stadion Lebak Bulus
tidak bisa dipergunakan dikarenakan kapasitas yang tidak memadai untuk
menampung supporter-supporter Persija. Apabila dipaksakan menggelar
pertandingan di sana, kehadiran mereka akan membuat kepadatan yang
berimbas pada situasi jalanan yang tadinya adat, semakin padat. Maka
dari itu, tidak ada pilihan lain, selain mengoper pertandingan home ke
kota lain. Terdengar dan terlihat aneh memang. Persija Jakarta, kok main
di kota lain. Buat apa ada embel-embel kata JAKARTA di belakangnya.
Solusinya?
Jelas, memberikan Persija stadion baru. Ketika stadion bersejarah milik
Persija digusur beberapa tahun lalu, ada sebuah janji untuk memberikan
stadion pengganti bagi Persija. Siapa yang harus memberikan? Entah
bagaimana caranya, banyak yang bisa dilakukan, sudah barang tentu peran
pemerintah daerah sangat dibutuhkan. Coba cermati saja nama PERSATUAN
SEPAKBOLA INDONESIA JAKARTA, yang biasa disingkat PERSIJA JAKARTA.
(Edja-JO)
Kamis, 02 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar