Kamis, 02 Februari 2012

Laga “Home seperti Away”

Tulisan ringan melihat kenyataan laga home Persija yang harus di gelar di luar Jakarta. Persija untuk kesekian kalinya, klub sepakbola asal ibu kota Negara ini harus menjalani laga home coret. Kali ini dua pertandingan yang statusnya “laga home” akan dilangsungkan di kota Yogyakarta, tepatnya di Stadion Mandala Krida.

Pertandingan tersebut adalah pertandingan yang cukup seru, lawan yang akan dihadapi 2 team asal papua Persiwa Wamena dan Persipura Jayapura. Bahkan, pertandingan melawan Persipura bisa dibilang sebagai laga Big Match.Pepindahan venue pertandingan ini terpaksa dilakukan dikarenakan stadion yang menjadi Home Base Persija yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno, sedang mengalami renovasi. Renovasinya sendiri sudah memakan waktu hampir sebulan ini.

Kejadian ini bukan cuma sekali atau dua kali terjadi. Sudah sering dan terjadi karena beberapa faktor. Mulai dari faktor teknis kelayakan stadion, sampai issue keamanan, bahkan kadang Persija harus mengalah demi acara suatu musik, partai politik atau seorang petingggi tanah air. Menjadi sebuah polemik manakala perpindahannya, bukan hanya stadion. Tetapi juga kota tempat berlangsungnya pertandingan tersebut. Sering kita melihat pertandigan Persija diselenggarakan di stadion-stadion yang berada di kota lain, contohnya Solo, Yogyakarta, Malang.
Mengoper pertandingan ke kota lain, otomatis menambah anggaran untuk tim, biaya transportasi bertambah, belum lagi untuk penginapan. Tidak hanya bagi Persija, tapi tim yang harus melawan Persija. Apalagi bila tim tersebut berasal dari kota yang tidak memiliki akses langsung menuju kota pengganti, otomatis beban perjalanan mereka bertambah. Begitu juga dengan supporter. Banyak yang mengurungkan niat untk mendukung Persija secara langsung dikarenakan keterbatasan biaya maupun waktu perjalanan untuk bisa hadir di stadion.
Situasi seperti ini menimbulkan pertanyaan, dimana sebenarnya home base Persija? Kenapa tidak di Stadion Lebak Bulus yang sama-sama Jakarta? Kenapa harus dioper ke kota lain? Bukankah Persija itu akronim dari Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta? Miris, ketika kita sadari bahwa klub yang membawa nama Jakarta harus mengalami situasi seperti ini. Menyewa stadion dikarenakan tidak memiliki stadion sendiri, dan stadion yang disewa merupakan stadion yang status pengelolaannya berada di bawah KEMENSETNEG (Kementrian Sekretariat Negara) , bukan Pemda DKI Jakarta.
Sementara, stadion Lebak Bulus tidak bisa dipergunakan dikarenakan kapasitas yang tidak memadai untuk menampung supporter-supporter Persija. Apabila dipaksakan menggelar pertandingan di sana, kehadiran mereka akan membuat kepadatan yang berimbas pada situasi jalanan yang tadinya adat, semakin padat.  Maka dari itu, tidak ada pilihan lain, selain mengoper pertandingan home ke kota lain. Terdengar dan terlihat aneh memang. Persija Jakarta, kok main di kota lain. Buat apa ada embel-embel kata JAKARTA di belakangnya.
Solusinya? Jelas, memberikan Persija stadion baru. Ketika stadion bersejarah milik Persija digusur beberapa tahun lalu, ada sebuah janji untuk memberikan stadion pengganti bagi Persija. Siapa yang harus memberikan? Entah bagaimana caranya, banyak yang bisa dilakukan, sudah barang tentu peran  pemerintah daerah sangat dibutuhkan. Coba cermati saja nama PERSATUAN SEPAKBOLA INDONESIA JAKARTA, yang biasa disingkat PERSIJA JAKARTA. (Edja-JO)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Powered by Blogger