Rabu, 23 Maret 2011

Benci Tapi Sayang

Kita semua gak bisa menutup mata kalo Persija lagi main di GBK banyak banget temen-temen kita “berwisata” di kawasan Senayan. Mereka pada umumnya hanya bernyanyi dan berjoget bersama. Ga hanya cowo, cewe pun juga banyak yang kaya gitu. Kadang timbul pertanyaan di dalam benak Gw, dan mungkin benak temen-temen juga. “Sebenarnya mereka niat ga sih mau nonton Persija”?, “Apa cuma mau jalan-jalan ke Senayan liat gedung-gedung bertingkat dan mencari hiburan semata”? atau mau cari duit?.

Kadang Gw juga ga ngerti dengan pola piker adek-adek kita. Kenapa Gw ga menyebut jali-jali seperti kebanyakan orang ? Ya, karena mereka yang hanya berwisata ke Senayan bukan hanya berasal dari simpatisan biasa tapi juga banyak kok yang berasal dari korwil-korwil resmi. Kita memang ga bisa menyalahkan korwil sepenuhnya atas kejadian ini, karena Gw melihat fenomena ini sudah menjalar lebar.
Mayoritas dari mereka punya jawaban kartu as kenapa ga nonton Persija di dalam stadion, yaitu karena ga punya duit. Sulit memang ketika masalah uang menjadi hambatan. Namun yang membuat Gw lucu “Mabok punya duit tapi beli tiket ga punya duit”. Kadang kata fanatic memang rancu untuk ditafsirkan tergantung kepada persepsi seseorang. Tapi apa artinya fanatik buat Persija kalo tindakan yang kita lakukan hanya merugikan Persija?

Terdapat sebuah asumsi “seseorang melakukan kesalahan, karena ga tau”. Ada mungkin temen-temen kita atau adek-adek kita yang ga tau akan suatu hal sehingga melakukan kesalahan. Misalnya membawa senjata tajam, membawa narkoba dan sebagainya. Menurut Gw ga ada salahnya kalo kita semua atau pengurus khususnya melakukan sosialiasi kepada gras root. Misalnya sosialiasi soal kepemilikan sajam yang bisa dikenakan UU Darurat No 12, lalu pasal 170 tentang pengroyokan dengan ancaman tujuh tahun penjara

Mungkin banyak temen-temen yang berpendapat “Jadi supporter kok takut hukum?”,”Mending jadi penonton aja di rumah”. Tapi menurut Gw jadi supporter itu harus smart. Miris Gw kalo ada yang menjudge bahwa supporter itu kampungan dan gak berpendidikan. Ga ada salah nya kita menularkan pengetahuan untuk kebaikan bersama The Jak dan Persija. Asal jangan kelebihan yang kita miliki, kita digunakan untuk “menunggangi Jak Mania dan Persija untuk kepentingan pribadi kita” di atas pikiran sempit temen-temen kita.

Kembali ke masalah adek-adek kita. Memang terkadang adek-adek kita suka melakukan tindakan yang bisa merugikan Persija, seperti mau jebol pintu, berantem dan sebagainya. Tapi menurut Gw tetep kita harus ngayomin mereka. Ga mudah memang, termasuk buat Gw tetapi setidaknya ada hal yang harus kita ingat bahwa mereka adalah pendukung Persija yang nantinya akan menjadi penerus suatu saat nanti. Ga menutup kemungkinan salah satu diantara mereka muncul menjadi bintang Persija atau menjadi pengurus The Jak di kemudian hari.

Tulisan ini merupakan bentuk ungkapan “benci tapi sayang” buat adek-adek Gw yang selalu berwisata di senayan ketika Persija Bertanding.

Oleh Adji
Barrabravas Manggarai

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Powered by Blogger