Sepakbola memang kesukaan ane dari kecil sampe sekarang. Otomatis ane seneng banget sama yang namanya nonton pertandingan sepak bola (baik dalam / luar negeri). Banyak tim yang ane demenin ketika kecil, diantaranya Intermilan, Ajax, MU, kalo lokal ane masih ga tau tuh klub-klub yang bagus yang mana. Sampai suatu ketika ane diajak nonton sepak bola di stadion Lebak Bulus sama saudara, bener-bener ga tau apa dan seperti apa tim yang mau main saat itu. Ya, yang ane inget cuma satu kata “Persija”. Saat itu ane bertanya-tanya seperti apa itu Persija. Setelah di stadion ada perasaan ngeri/takut, karena supporter banyak banget dan sudah dewasa semua (saat itu ane masih duduk di kelas 1 SMP) walaupun tidak sedikit juga yang seusia ane. Tapi setelah kick-off dimulai, atraksi pun dimulai. Wah benar-benar beda dengan yang ane sangka. Suasana jadi begitu bergemuruh, penuh semangat, pokoknya senang sekali waktu itu. Dan yang lebih ane tidak sangka lagi, ternyata orang-orang yang ada didalam stadion (supporter) sangat ramah, sangat bernuansa seperti kita ini adalah satu keluarga. Dari situ ane kenal yang namanya The Jakmania.
Dimanapun ane berada, baik di Jakarta atau diluar Jakarta ketika jika ada saling bertemu sesama Jakmania, secara otomatis kita pun menjadi dekat seperti bicara dengan keluarga sendiri. Semakin menjadi ane cinta sama yang namanya Persija, ketika Persija meraih gelar Juara di Tahun 2001 yang dipimpin oleh Kapten Jabrik (Nur Alim). Hampir setiap pertandingan kandang ane nonton langsung di stadion walaupun tidak ada Korwil Jakmania yang menaungi ane, sampai akhirnya ane buat Kartu Tanda Anggota (KTA) Jakmania dengan Korwil Buncit (itu juga karena ada keluarga yang di daerah sana). Setiap perjalanan berangkat ataupun pulang dari Stadion ane selalu nebeng dengan Korwil mane aje yang bisa mengantar ane berangkat/pulang. Begitu kentalnya rasa kekeluargaan sesama The Jakmania tanpa memandang dari manapun mereka berada dan tidak segan-segannya membantu sesama antar Jakmania. Begitu bangganya sebagai orang asli Jakarta memiliki Persija dan The Jakmania saat itu.
Ketika akhir sekolah di SMA, ane mulai kendor nonton Persija karena tuntutan lulus di SMA sangat sulit, jadi harus banyak konsentrasi ke pelajaran sekolah yang juga dilanjut dengan mulai masuk ke bangku kuliah. Tapi bukan karena itu saja ane jadi jarang nonton langsung ke stadion mendukung tim kesayangan Persija, melainkan karena melihat pertikaian, perseteruan, dan masalah lainnya yang ada di tubuh The Jakmania. Miris juga melihat itu semua terjadi didepan mata ane. Ane jadi punya pikiran ”apa The Jakmania akan hancur” ?? dan masih teringat dengan kata-kata dari Bung Ferry, Ketua Umum The Jakmania ketika masih bermarkas di Lebak Bulus waktu itu, “The Jakmania tidak akan hancur dengan apapun, kecuali oleh The Jakmania itu sendiri”. Yup, sangat tepat kalimat itu., sesekali ane nonton langsung ke stadiaon walaupun datang sendiri dan tanpa ada yang mengetahui demi nonton Persija, karena malea jika ada yang tau ane masih nonton langsung distadion. Sebab “Image” Masyarakat saat ini The Jak adalah Rusuh, Brutal, dan Semrawut.
Semakin jarang ane nonton distadion, semakin geregetan juga kenapa dilawan kalau memang cinta Persija. Dan suatu saat ane pernah berpikir kalo terus diam saja seperti ini malah hanya akan membuat gundah hati. Kenapa bukan mencari jalan keluar bagaimana mencari cara untuk mengatasinya sampai akhirnya bertemu dengan segelintir orang yang sudah memiliki pemikiran dewasa dan kedepan untuk membuat suatu komunitas yang nantinya kami bercita-cita menjadi panutan bagi teman-teman Jakmania lain maupun Supporter lainnya, untuk menciptakan kembali The Jakmania sama pada saat dulu kita memulai The Jakmania pada awalnya.dan menjadikan diri kita sendiri sebagai contoh bagi rekan lainnya. Maka terbentuklah komunitas itu dan mungkin saat ini sudah banyak anggotanya bahkan sampai sering masuk media dengan kreatifitasnya.
Kami hanya ingin “Image” masyarakat terhadap The Jakmania dan Persija kembali menjadi hal yang positif, sehingga akan banyak lagi yang berfikir “Oh The Jakmania, saya senang dengan mereka..”
Ayo Jak, mari dimulai dari diri kita sendiri sebagai contoh untuk kebaikan, sehingga nantinya tidak ada lagi keributan, perselisihan apalagi tawuran sesama The Jak.
STOP Tawuran, Anarki.
Tingkatkan Sportifitas, Kreatifitas. Buktikan kita adalah Supporter yang santun, sportif, kreatif, atraktif dan selalu bersemangat untuk mendukung Persija.
Mohon maaf kalo ane sok tau, tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi ane dan hanya ingin Persija dan The Jakmania lebih baik lagi.
Bravo Persija – The Jakmania.
Salam,
Bahtiar Riva’i (Vai) – JaKantor Community
Jumat, 05 November 2010
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar