Formasi melawan Persela dianggap terbaik. Hanya di posisi cadangan masuk Leonard dan Musafri menggantikan Aris dan Salim. Persitara tidak menggambarkan tim yang berada di jurang degradasi. Semenjak putaran kedua apalagi masuknya Bang Suimin, Persitara menjelma jadi sebuah tim yang patut diperhitungkan. Tantan dan Bello energik dan mampu merepotkan barisan pertahanan Persija.
Ilham pemain labil. Dua pertandingan sebelumnya dia jadi bintang. Lari cepat seperti busur panah. Namun di pertandingan tadi seperti orang bingung. Menyerang enggak, bertahan juga enggak. Meski menurut gw terlalu cepat, tapi Pelatih sudah ambil keputusan. Musafri masuk. Sayang permainan keras dari Persitara tidak mendapat peringatan sedikitpun dari wasit. Korbannya Ismed. Tekel keras dari belakang oleh Supriyadi (85) berakibat fatal. Ismed tidak bisa melanjutkan pertandingan digantikan Baihakki. Meski Bai lebih baik dari kemarin, tapi tetap tidak setajam Ismed.
Persitara lebih mempersempit lapangan dengan jebakan offside. Sebetulnya hal ini diantisipasi dengan umpan2 jauh ke depan tuk dikejar para gelandang kita. Namun selain pemain kita yg kurang cepat mengantisipasi, kadang wasit juga terlalu mudah mengangkat bendera. Sebaliknya pelanggaran terhadap Bepe di kotak penalti tidak digubris. Kondisi ini membuat Serge cepat ambil keputusan dengan seringkali mencoba melakukan tembakan jarak jauh. Akhirmya berhasil.... tembakan keras dari luar kotak penalti menembus gawang Persitara. 1-0. Dan itu jadi satu2nya gol dalam pertandingan sore ini.
Meski pertandingan tidak dapat disaksikan, tidak mengurangi kreativitas the Jakmania dalam memberikan dukungan pada Tim Persija. Belasan motor dari Jakmania Warung Buncit, Pondok Kopi, Chicago, Jakonline dan Orange Street Boys turut mengiringi perjalanan bus Tim Persija menuju Senayan. Dengan atribut lengkap dan bendera, kehadiran mereka sedikit banyak memberikan motivasi pada para pemain. Apalagi di Senayan sudah menanti Ayah Rico dan para Korlap. Suasana di luar stadion jadi bener bener meriah dengan orang oren yang hadir.
Usaha panpel Persitara tuk menghadirkan penonton pada partai Persitara vs Persija menemui jalan buntu. Dalam pertemuan dengan pihak kepolisian yang dihadiri juga oleh Pengurus Inti the Jakmania, polisi mengungkapkan statistik penemuan mereka dalam 3 pertandingan terakhir Persija Jakarta dan Persitara Jakarta Utara. Dalam 3 pertandingan tsb mereka mendapatkan peningkatan yg cukup drastis, pelanggaran yg dilakukan oleh suporter. Pelanggaran yg dimaksud adalah jumlah senjata yg dibawa oleh para suporter. Rasanya ini harus jadi perhatian pengurus kedua suporter dalam menertibkan masanya. Meski bukan anggota, tapi kampanye positif bisa dilakukan dengan melakukan himbauan2 melalui pamflet pada mereka yg biasanya tidak masuk stadion tapi hanya menunggu jebolan.
Partai Persija berikutnya adalah melawan tim tamu dari Malang, Persema dan Arema. Masing2 tgl 26 dan 30 Mei. Keduanya sudah mendapat ijin resmi dari pihak kepolisian maupun pengelola Stadion GBK Senayan. Hanya untuk tgl 30 Mei, pihak keamanan akan mengadakan rapat lagi tuk menentukan kuota bagi suporter tim tamu Aremania. Kedua pertandingan tersebut akan dimainkan sore hari dan disiarkan langsung oleh ANTv.
Partai lanjutan Piala Indonesia antara Persisam Samarinda vs Persija Jakarta sudah dapat dipastikan diselenggarakan di kota Solo. Kepastian itu gw dapat malam ini via telpon dari Bapak Joko Driyono. Mengenai waktu penyelenggaraan masih akan ditentukan kemudian mengingat Persisam berpeluang tuk menjalani partai play off. Bila dalam 2 pertandingan terakhir tgl 26 dan 30 mereka bisa mencuri 1 poin saja, maka mereka lolos dari jeratan degradasi dan akan menjalani pertandingan Piala Indonesia tgl 3 Juni melawan Persija Jakarta. Namun bila mereka gagal, mereka harus menjalani partai play off di awal Juni. Sedangkan melawan Persija diundur menjadi tgl 10 Juni.
Partai Persija vs Persema memang masih 4 hari lagi. Tapi BLI sudah menentukan siapa wasit2 yg akan bertugas. Pengawas Pertandingan adalah Zulkifli Chaniago dari Bengkulu. Wasit tengah Armando Pribadi (Yogyakarta), Asisten Wasit 1 Pungut Darmadi (Tangerang), Asisten Wasit 2 Asep Yusuf Jauhari (Bandung) dan Wasit Cadangan Jajat Sudrajat (Cianjur).
Ada2 aje tingkah penggemar sepakbola Indonesia dalam mengungkapkan kekecewaannya. Kemaren gw dapet surat kaleng dari seorang Pengamat Sepakbola Surabaya. Ketika dibuka, tidak ada surat apapun. Isinya hanya fotokopi kliping koran 3 lembar. Intinya adalah prestasi jeblok klub2 Indonesia di Pentas Internasional. Dia menganggap klub2 Indonesia hanya jadi pelengkap penderita di turnamen tsb. Semua itu akibat kompetisi lokal yg tidak sehat dan menghasilkan pemain2 yg berkualitas. mbasnya ke Tim Nasional. Prestasi timnas beberapa tahun belakangan ini tidak menunjukkan peningkatan malah sebaliknya. Ga jelas niat pengirim surat itu... tapi ini juga bisa jadi bahan introspeksi tuk kita semua.
Banyak yg nanya ke gw tentang gelang yg dipake para pemain Persija. Gelang itu namanya Power Balance. Konon berkasiat tuk menjaga keseimbangan tubuh. Awalnya Elvis Nelson yg pake, Dia dikasih dari sodaranya yg pulang dari Singapur. Ketika Pelatih Fisik Octavianus menjelaskan kasiatnya, sontak para pemain laen ikutan beli. Ada yg beli di Plaza Indonesia di toko Point Break, ada juga yg titip ke temannya Leonard Tupamahu. Warnanya ada 3, putih, hitam dan kuning. Harganya sekitar 300-400 ribu rupiah.
Sabtu, 22 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar